“Menciptakan suatu awareness (kesadaran) bagi parlemen sebagai pembuat undang-undang, pembuat regulasi, pengawas eksekutif, dan juga membuat budget bagi suatu negara, bagaimana pentingnya persoalan air ini ke depan,” ujar Fadli Zon dalam video singkat sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Senin.
Fadli Zon mengatakan bahwa parlemen, sebagai pembuat undang-undang, harus beradaptasi dengan perkembangan perubahan iklim.
Baca juga: Membangun perilaku berkelanjutan demi melestarikan air
Adaptasi tersebut, kata dia, dibutuhkan untuk menciptakan regulasi yang dapat menjaga keamanan air negara masing-masing, terutama Indonesia.
“Termasuk misalnya akses kepada air bersih, air minum, dan ketersediaan air baku supaya selalu ada,” ujar dia.
Menurut Fadli Zon, World Water Forum telah membawa persoalan keamanan air menjadi salah satu persoalan politik internasional.
Masing-masing negara yang menjadi peserta dalam forum tersebut, kata dia, akan membawa praktik terbaik dalam pengelolaan air. Hal tersebut dapat menjadi pengetahuan baru bagi negara-negara lain yang sedang mengalami permasalahan tata kelola air.
“Indonesia menjadi tuan rumah (tahun ini), saya kira ini menjadi etalase bagi kita, bahwa kita mempunyai best practices dalam persoalan air ini yang bisa kita bagikan kepada dunia,” kata Fadli Zon.
Ia mengatakan bahwa lebih dari 37 parlemen dunia akan turut menghadiri World Water Forum yang akan digelar di Bali pada 18–25 Mei 2024.
“Pertemuan parlemen sendiri akan berlangsung tanggal 19–21 Mei. Kami bekerja sama dengan Inter-Parliamentary Union atau Organisasi Parlemen Dunia. Kami berharap lebih dari 50 yang hadir,” ujar Fadli Zon.
Baca juga: World Water Forum Pedia dapat jadi referensi informasi soal WWF
World Water Forum ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.
Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali pada 18–25 Mei 2024.
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).