KBRN, Jakarta: Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum (WWF) Ke-10 pada Mei 2024 mendatang di Bali. Forum internasional ini diharapkan bisa menciptakan peluang investasi untuk pembangunan infrastruktur air.
"Ini (WWF ke-10) membuka peluang investasi untuk isu air di Indonesia. Jadi dalam konteks baik untuk infrastrukturnya, juga pembangunan infrastrukturnya," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti dalam Dialog FMB9 secara daring, Selasa (9/1/2024).
Nani mengatakan, masih dibutuhkan tambahan dana kurang lebih USD 1,7 trilun untuk investasi. Target itu sebagai akses air minum yang aman, adil, dan terjangkau untuk masyarakat di 2030.
"Pada saat ini untuk sektor air minum, perkembangan investasinya khusus pada akses pipa air minum ini baru 20,6 persen. Jadi untuk meningkatkan menjadi 30 persen itu dibutuhkan dana sekitar Rp123 triliun," ujarnya.
Dia menjelaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini hanya dapat mengakomodir sekitar 30 persen sampai 37 persen dari kebutuhan pendanaan pembangunan infrastruktur air. Sehingga dibutuhkan investasi untuk menutup kekurangan tersebut.
World Water Forum ke-10 merupakan pertemuan bisnis dengan para mitra strategis. Hal ini untuk membahas potensi kerja sama dan investasi terkait pembangunan infrastruktur air.
"Kita akan membuat sesi itu, untuk upayanya nanti setelah dari WWF selesai kita bisa memperkuat atau meningkatkan kerjasama Indonesia dengan mitra-mitra strategis. Hal ini dalam konteks percepatan pembangunan infrastruktur air ini," tutur Nani.
World Water Forum ke-10 akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 di Bali dengan mengusung tema “Water for Shared Prosperity”. Dalam perhelatan tersebut terdapat tiga pembahasan yang terdiri dari tiga topik yakni tematik, politik, dan regional.
Forum ini menargetkan kehadiran 30 ribu peserta dari berbagai negara. WWF ke-10 turut mengundang 33 kepala negara, 190 menteri dari 180 negara, serta perwakilan dari 250 organisasi internasional.
Pewarta: Saviera Amalia
Editor: Allan
Sumber: RRI