ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Pesawat tempur dan pesawat Boeing disiagakan dalam World Water Forum

Pesawat tempur dan pesawat Boeing disiagakan dalam World Water Forum

17 Mei 2024 14:30 WIB
Pesawat tempur dan pesawat Boeing disiagakan dalam World Water Forum
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II Marsdya TNI M Khairil Lubis (tengah) saat memberikan keterangan usai pelaksanaan Tactical Floor Game (TFG) untuk pengamanan WWF Ke-10 di Denpasar, Jumat (17/5/2024). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II Marsdya TNI M Khairil Lubis mengatakan pesawat tempur dan Pesawat Boeing akan disiagakan untuk pengamanan saat pelaksanaan World Water Forum Ke-10 di Provinsi Bali.

"Kita ada pesawat tempur yang dari (Lanud) Iswahjudi yang terbang patroli di udara yang mungkin tidak bisa kita lihat," kata Khairil di sela-sela pelaksanaan Tactical Floor Game (TFG) untuk pengamanan WWF Ke-10 di Denpasar, Jumat.

Selain itu, ujar dia, juga ada Pesawat Boeing dari Surabaya yang terbang untuk memvideokan semua rangkaian kegiatan dari ITDC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, hingga ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) juga bisa dilihat dan terpantau di Posko Command Center 91.

Khairil menambahkan, helikopter juga disiagakan di beberapa spot helipad yang berada di sekitar hotel para delegasi menginap, di sekitar tempat acara di ITDC hingga di Garuda Wisnu Kencana di Kabupaten Badung, Bali.

Demikian pula dengan alutsista (alat utama sistem senjata) ditempatkan pula di hotel tempat delegasi menginap dan di sejumlah tempat acara World Water Forum Ke-10 yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024 di Provinsi Bali.

Mengenai antisipasi pengamanan terhadap aksi unjuk rasa, Khairil menegaskan bahwa dalam setiap kegiatan konferensi tingkat tinggi (KTT) maupun non-KTT, TNI selalu mempersiapkan langkah kontijensi termasuk terhadap aksi unjuk rasa dan bencana.

"Itu sudah diantisipasi dan sudah di-TFG-kan. Kemungkinan itu harus selalu kita munculkan karena di situlah letak kesiapan TNI. Ketika terjadi, maka langsung bisa dilakukan cara-cara seperti apa," ucapnya menegaskan.

Namun, lanjut dia, jauh sebelumnya juga telah dilakukan upaya early warning (peringatan dini), preemtif dengan selalu mengikuti perkembangan dan sekaligus dialog.

"Termasuk akan menggunakan pecalang (petugas pengamanan adat) di lapangan untuk berdialog pada masyarakat. Yang jelas untuk saat ini bisa dikatakan tidak ada yang sangat relevan untuk mengganggu kegiatan WWF," ujar Khairil didampingi Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar dan Kapendam IX/Udayana Kol Inf Agung Udayana itu.

Sedangkan terkait perwakilan pecalang yang akan dilibatkan untuk pengamanan WWF dan ditempatkan di sejumlah titik berjumlah sekitar 125 orang.


Sumber: ANTARA