KBRN, Bogor : Penanganan sampah menjadi salah satu persoalan yang hingga kini masih terus diupayakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan berbagai pihak.
Upaya tersebut salah satunya membangun TPS 3R Mekarwangi yang dilakukan Pemkot Bogor bekerja sama dengan World Wide Fund for Nature atau WWF.
Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Sekretaris Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor, Een Irawan Putra dan CEO WWF Norwegia, Karoline Andaur didampingi CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda secara simbolis melakukan peletakan batu pertama pembangunan TPS 3R di Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (25/5/2022).
"Kalau ada satu masalah di Indonesia yang tidak selesai-selesai, itu adalah sampah. Penjajah Belanda, Inggris, Jepang kita usir, Covid-19 kita taklukkan. Keyakinan saya kolaborasi dari aparatur di pusat hingga yang terendah, yakni warga di wilayah bergerak semua sehingga Covid berhasil kita taklukkan. Jika kita analogikan maka artinya sama dan kata kuncinya adalah inovasi dan kolaborasi. Tidak ada yang tidak bisa kalau kita melakukan bersama-sama," kata Wali Kota Bima Arya.
Di Kota Bogor, dengan berbagai macam keterbatasan anggaran, program pengelolaan dan pengurangan sampah tetap bisa dilakukan hingga bisa menjadi berkah bagi masyarakat dan memberi insentif ekonomi. Dengan kata lain menerapkan konsep Green Economy atau ekonomi hijau.
Dengan berbagai macam usaha, Pemkot Bogor kata Bima Arya, ingin menjadikan yang terdepan dalam ekonomi hijau, dibanding kota-kota lain.
Sampah yang ada harus menjadi berkah bagi semua dan berputar sehingga ekonomi tumbuh, warga sejahtera tapi tidak mengorbankan masa depan, tidak menimbulkan polusi, erosi, bencana dan yang lainnya dengan cara yang ramah lingkungan.
Dari total luas area lokasi pembangunan TPS 3R Mekarwangi yang kurang lebih mencapai 5.000 meter persegi. Hanya 500 meter persegi yang akan digunakan untuk membangun fasilitas TPS 3R. Sisanya akan dibangun sarana prasarana penunjang, salah satunya taman.
Sekretaris Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor, Een Irawan Putra memaparkan program Plastic Smart Cities. Een menjelaskan, jika Kota Bogor mampu membenahi tata kelola sampah, khususnya organik, maka hal itu cukup besar dampaknya dalam mengurangi emisi di Kota Bogor. Pasalnya, gas metan yang dihasilkan jauh lebih besar dan lebih berbahaya dari kendaraan bermotor.
"Gas metan yang dihasilkan 2 juta ton sampah makanan Indonesia itu setara dengan CO2 yang dihasilkan kendaraan mobil dalam setahun. Dalam pengelolaan dan penanganan sampah, komitmen dan keinginan untuk berubah selain dukungan menjadi hal yang penting," kata Een.
Sebelumnya, Een mengajak Wali Kota Bogor, Bima Arya untuk melihat proses daur-ulang sampah hingga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat di kawasan tempat tinggalnya, diantaranya membuat kolam bioflok untuk ikan dan ternak ayam skala kecil.
Untuk membantu Kota Bogor, WWF tahun 2022 mengalokasikan anggaran Rp 1,9 Miliar yang diantaranya digunakan untuk memperbaiki TPS 3R dan juga membangun area kawasan TPS 3R Mekarwangi. Untuk tahun 2023, akan dibangun juga lahan TPS di Warung Jambu yang disediakan Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor.
CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda mengungkapkan, pembangunan TPS 3R Mekarwangi menjadi wujud dan dukungan swadaya serta tindak lanjut dari tekad Kota Bogor saat deklarasi Plastic Smart Cities Agustus 2021 lalu.
Selain itu menjadi upaya bersama dalam mengatasi, mengelola dan mengurangi persoalan sampah plastik yang tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi juga sudah menjadi masalah kesehatan.
"Fasilitas yang akan dibangun di Kota Bogor dengan dukungan kami diharapkan menjadi salah satu bentuk solusi yang bisa membawa pendapatan ekonomi bagi masyarakat. Persoalan sampah plastik diubah menjadi suatu peluang dengan mengajak peran serta masyarakat menanganinya dengan insentif-insentif ekonomi," kata Aditya.
Jika nanti sudah dibangun TPS 3R Mekarwangi, Aditya mengatakan, per tahun akan mampu mengolah sampah dengan kapasitas 1.200 ton, sehingga diharapkan bisa menjadi kontribusi yang nyata dalam mereduksi sampah.
Pewarta: Sonni Agung Saputra
Editor: Dedi Sudiana
Sumber: RRI