KBRN, Bengkalis: Untuk menekan kebakaran lahan dan hutan serta meningkatkan perekonomian, kelompok tani di kawasan gambut menanam kopi liberika dan jahe merah juga tanaman keladi.
Kelompok tani dari desa Temiang dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis mendapat bantuan dan edukasi dari World Wide Fund (WWF) Riau untuk menanam kopi liberika dengan mendatangkan narasumber berkompeten Direktur CV. Zaroha, Solehudin,SPd, Pembudidaya kopi dan pengusaha kopi liberika meranti. Selain itu kelompok tani yang sudah mendapat bantuan budi daya jehe merah dari WWF juga mendapat pelatihan mengolah jahe merah, (24-26 Februari 2021).
Masdar Kepala Desa Temiang menjelaskan kepada RRI, Rabu (24/2/2021), dengan adanya program penanaman kopi selain dapat meningkatkan perekonomian warga untuk jangka panjang juga bisa meminimalisir kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) dilahan gambut.
“Untuk pelaksanaan WWF ini kita sebagai tokoh masyarakat dan masyarakat menyambut baik terlaksananya kegiatan ini, memotivasi untuk pendapatan masyarakat, penanam perubahan iklim tanaman seperti sawit itu dirubah dengan kopi yang disini belum ada,”terang Masdar.
Menurut nur chalis fadli, Peatland , Tesso Nilo Upper Kampar Giam Siak Projek Leader WWF Indonesia mengatakan Program 3R (Restorasi, Revegetasi dan Revitalisasi) di lahan gambut di daerah ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, diawali dengan penyaluran sekitar 5.000 biji semai dan bibit kopi siap tanam serta pelatihan kepada 4 kelompok tani di desa Temiang, desa Api Api dan desa Sepahat.
Nur Chalis menjelskan pihaknya telah melakukan beberapa kegiatan untuk penyelamatan gambut diantaranya bekerja sama dengan pemerintah desa membuaat skat kanal, mendukung MPA dilapangan dan mencari alternatif pendapatan masyarakat dilahan gambut.
“Kita mencari alternatif pendapatan masyarakat di lahan gambut terutama di daerah pemukiman dan pertanian, jadi kalau kita bisa cari komoditi yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat mereka tidak perlu membuka lahan gambut yang lain, ada komoditi yang kita lihat berpotensi misalnya budi daya talas, jahe merah dan kopi liberika, bisa juga nanti ditumpangsarikan,”jelas Nur Chalis.
Camat Bandar Laksamana Acil Esyino mengakui dengan adanya upaya budi daya jahe merah yang sudah terlaksana dan pengembangan kopi liberika kelompok tani di daerahnya merupakan salah satu upaya meningkatkan ekonomi warga serta dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan dan menjaga lahan gambut dari kebakaran.
“Mengucapkan terima kasih dan rasa bangga karena dari ribuan desa di Provinsi Riau, beberapa desa kami seperti desa Temiang dan Api Api dipilih oleh WWF sebagai tempat untuk pengaplikasian bagaimana pelatihan budi daya kopi liberika dan jahe dilhan gambut,”ungkap Acil.
Pemberdayaan kelompok tani di daerah ini diharapkan dapat memajukan warga agar memiliki kekuatan mandiri, sebagai pemutar roda perekonomian di daerah hingga nasional.
Pewarta: Sri Mawarti
Editor: Sri Mawarti
Sumber: RRI