KBRN, Jakarta: Penyelenggaraan World Water Forum atau Forum Air Dunia (WWF) ke-10 di Bali, dapat menjadi momentum bagi Indonesia menyiapkan infrastruktur air. Momentum menyiapkan infrastruktur air dengan menjadikannya sebagai yang utama.
“Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk mendorong perbaikan tata kelola, strategi pembangunan, dan sebagainya. Khusus, di sektor air minum baik itu air minum perpipaan dan sanitasi,” kata Direktur Eksekutif Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Subekti, dalam pernyataan tertulis dikutip RRI.co.id, Kamis (25/4/2024).
Menurut Subekti infrastruktur air di Indonesia saat ini masih perlu diperbaiki terkait tata kelola, strategi pembangunan dan aspek-aspek penting lainnya. Utamanya, di sektor air minum serta sanitasi.
“Kalau hal ini tidak dibenahi secara cepat maka hal tersebut dapat menghambat Indonesia menjadi negara maju pada 2045, khususnya di sektor air minum dan sanitasi,” ujarnya.
Perpamsi menyambut baik penyelenggaraan WWF ke-10, sebab masalah air saat ini menjadi agenda penting dunia. Serta, menjadi agenda penting bagi Indonesia terkait perbaikan tata kelola air.
"Kami menyambut baik karena masalah air menjadi agenda dunia, dan penyelenggaraan World Water Forum di Indonesia. Di mana di tanah air kita masih berjuang mengenai perbaikan tata kelola air," ucapnya.
Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan World Water Forum ke-10. Termasuk, menargetkan sekitar 30.000 hingga 50.000 peserta dari berbagai negara hadir di forum tersebut.
Melalui WWF ke-10 pemerintah berkomitmen mendorong negara-negara serta para pemangku kepentingan bidang air di seluruh dunia. Yakni, menempatkan isu-isu terkait air pada puncak agenda global.
World Water Forum ke-10 akan fokus membahas empat hal, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi serta, mitigasi bencana alam. Penyelenggaraannya terdiri atas tiga komponen, yaitu proses tematik, proses regional, serta proses politik.
Pewarta: Jayanti Retno Mandasari
Editor: Cecep Jaiddin
Sumber: RRI