RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Luhut: Upacara Segara Kerthi Bukti Indonesia Lindungi Alam

Luhut: Upacara Segara Kerthi Bukti Indonesia Lindungi Alam

18 Mei 2024 19:31 WIB
Luhut: Upacara Segara Kerthi Bukti Indonesia Lindungi Alam
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan saat memberikan sambutan pada acara prosesi melukat (Balinese Water Purification Ceremony) jelang pembukaan World Water Forum 2024 di Pantai Surf Surf By The Wave, Kawasan Kura Kura Bali, Denpasar, Sabtu (18/5/2024). (Foto: rri.co.id/Chaarly Lopulua)

KBRN, Jakarta: Upacara Segara Kerthi merupakan aksi nyata dari komitmen Indonesia dalam melindungi alam, khususnya air. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan World Water Forum (WWF) Ke-10 yang digelar di Bali.

"Saat Anda menghadiri upacara ini, Anda akan melihat bagaimana kami peduli terhadap lingkungan, bagaimana kami peduli terhadap perubahan iklim. Anda lihat bagaimana kami menghormati alam, juga menghormati hewan," ucapnya dalam acara Balinese Water Purification Ceremony di Kura Kura Bali, Sabtu (18/5/2024).

Ia menegaskan, bahwa Indonesia peduli terhadap air, lingkungan, perubahan iklim, sampai hewan. Luhut mendengar ada pandangan asing yang menilai Indonesia tidak peduli dengan lingkungan. 

"Beberapa orang asing berpikir kami (Indonesia) tidak peduli tentang lingkungan. Jadi kami memperlihatkan kepada masyarakat luar, tidak hanya berbicara, tetapi juga melalui ritual yang kalian saksikan saat ini," kata Luhut 

Dalam Balinese Water Purification Ceremony yang menjadi awalan rangkaian, para delegasi disambut dengan tabuh-tabuh Gambelan Gong Gede. Tabuh Gambelan ini dilakukan oleh masyarakat Bali biasanya diperuntukkan mengiringi tarian sakral.

Selanjutnya, dimulai prosesi pemujaan dengan gelaran tarian sakral sebagai media persembahan. Tarian tersebut adalah Topeng Panasar, Sang Hyang Jaran, Sang Hyang Dedari, Baris Cerkuak, Rejang Putri Maya, dan Tari Topeng Sidikarya.

Setelah itu, sembahyang bersama dilakukan dengan dipimpin pendeta dan seluruh umat Hindu yang hadir. Prosesi diakhiri dengan pelepasan satwa ke alam liar di antaranya 1.000 ekor tukik, 1.000 ekor burung, dan 5 ekor penyu.


Pewarta: Allan
Editor: Bunaiya
Sumber: RRI