RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Musim Pemilu, Banyak Kepala Negara Berhalangan Hadiri WWF

Musim Pemilu, Banyak Kepala Negara Berhalangan Hadiri WWF

18 Mei 2024 23:59 WIB
Musim Pemilu, Banyak Kepala Negara Berhalangan Hadiri WWF
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi di Media Center WWF ke-10, Sabtu (18/05/204) di Nusa Dua (Foto: RRI/Retno Mandasari)

KBRN, Nusa Dua: Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi mengungkapkan, banyak kepala negara berhalangan menghadiri World Water Forum (WWF) ke-10. Menurutnya, sebagian besar alasan tidak menghadiri Forum Air Dunia di Nusa Dua, Bali itu, disebabkan penyelenggaraan pemilu.

“Tahun ini masalahnya tahun pemilu ada 70 negara menyelenggarakan pemilu. Jadi, banyak negara menyelenggarakan pemilu, transisi dan sebagainya,” kata Menkominfo ditemui saat mengunjungi Media Center WWF ke-10, Sabtu (18/05/204) di Nusa Dua. 

"Beberapa negara sudah sampai. Presiden sudah sampai dari Fiji.” 

Secara khusus menurut Budi, meski di sejumlah wilayah masih dihadapkan dengan permasalahan air. Namun, hal itu diimbangi dengan upaya masyarakat mengatasi permasalahan yang ada dengan kreativitas lokal. 

“Terobosan banyak karena daerah di Indonesia yang mengatasi problematika air dengan kreativitas lokal dan dengan cara-cara kreatif. Itu akan dibicarakan di forum,” ucapnya. 

Budi memastikan sebagai negara maritim, Indonesia secara serius mengelola laut dengan berkesinambungan dan terjaga. Hal itu dijelaskannya merujuk pada Indonesia yang dikenal memiliki 2/3 wilayah laut.

“Indonesia negara di dunia 2/3 wilayah Indonesia adalah air dalam pengertian laut, kita juga serius mengelola laut secara berkesinambungan dan terjaga. Seperti, kebersihan laut, smapah laut, perikanan dan Indonesia sebagai negara air maka ini isu penting,” ujar Menkominfo. 

Adapun hingga Sabtu (18/05/2024) sejumlah kepala pemerintahan telah tiba di Nusa Dua, Bali, untuk menghadiri WWF ke-10 yang akan dibuka Senin (20/05/2024) mendatang. Diantaranya Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso dan Perdana Menteri Tajikistan Qohir Rasulzoda. 


Pewarta: Jayanti Retno Mandasari
Editor: Cecep Jaiddin
Sumber: RRI