KBRN, Nusa Dua: Sebanyak 48 negara dan organisasi internasional akan menghadiri segmen Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum (WWF) Ke-10. Acara yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan sepanjang sejarah Forum Air Dunia tersebut.
Demikian disampaikan Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Tri Tharyat, di Nusa Dua, Minggu (19/5/2024). "Sejak pertama kali digelar pada 1997 di Maroko, baru kali ini ada segmen High Level Meeting," ujarnya.
Menurut dia, segmen ini merupakan pertemuan antar-kepala negara dan pimpinan organisasi internasional. "Sampai saat ini sudah terkonformasi 48 negara dan organisasi yang hadir pada High Level Meeting," ucapnya.
Selanjutnya Tri mengatakan pertemuan tingkat menteri (ministerials meeting) WWF juga akan menghasilkan deklarasi bersama. "Ini dilakukan tanpa melalui negosiasi tetapi dalam bentuk konsultasi sebagai bagian dari hydro-diplomacy atau diplomasi air,” ujarnya.
Menurut Tri, Indonesia akan mewarisi compendium atau sekumpulan proyek yang sudah dikurasi kementerian dan lembaga terkait pada WWF 2024. Ini merupakan hasil nyata yang tidak hanya akan dilaksanakan di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.”
Perwakilan dari 108 negara dan 30 organisasi internasional telah terkonfirmasi menghadiri pertemuan tingkat menteri WWF hingga Minggu (19/5/2024). Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada Senin (20/05/2024) atau sesaat setelah upacara pembukaan oleh Presiden Joko Widodo.
“Total peserta terdaftar sudah mencapai 20.121 orang," ujar Tri. Meski begitu, dia menyatakan jumlah peserta diperkirakan masih akan terus bertambah.
Berdasarkan pantauan RRI, sejumlah kepala negara telah tiba di Bali pada Minggu (19/5/2024). Misalnya PM Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, dan Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere.
Kemudian Wakil PM Papua Nugini John Rosso dan Mantan Presiden Hungaria Janos Ader yang hadir sebagai undangan spesial. Sedangkan PM Maroko Aziz Akhannouch telah mengkonfirmasi kehadirannya tetapi belum tiba di Bali.
Pewarta: Jayanti Retno Mandasari
Editor: Syahrizal Budi Putranto
Sumber: RRI
