RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Indonesia Kenalkan Subak pada Pertemuan WWF Ke-10

Indonesia Kenalkan Subak pada Pertemuan WWF Ke-10

19 Mei 2024 13:20 WIB
Indonesia Kenalkan Subak pada Pertemuan WWF Ke-10
Asisten Deputi Mitgasi Bencana Kemenko PMK Andre Notohamijoyo dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI. (Foto: RRI NET)

KBRN, Jakarta: Pemerintah akan memperkenalkan sistem irigasi tradisional Bali yakni Subak pada World Water Forum (WWF) ke-10. Diketahui, ajang internasional ini sudah berlangsung sejak 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali.

Adapun, Subak Jatiluwih telah resmi menjadi warisan budaya dunia UNESCO. "Akan ada kunjungan ke Subak Jatiluwih berlokasi di Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali," kata Asisten Deputi Mitgasi Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Andre Notohamijoyo dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Minggu (19/5/2024).

Menurutnya, Subak Jatiluwih merupakan contoh pengairan tradisional yang diperkirakan sudah ada sebelum abad ke-9. "Ini salah satu contoh bagaimana pngairan tradisional yang masih terjaga sampai kini," katanya, mengungkapkan.

Selain itu, Subak Jatiluwih juga melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan sistem irigasinya. "Bagaimana kearifan lokal dan kebudayaan itu bisa mendukung sekali utamanya terkait tata kelola air yang bermanfaat dan berkesinambungan ini," ujarnya.

Diketahui, sistem Subak telah menjadi salah satu kebudayaan khas Bali yang berkembang dan membentuk sebuah kearifan lokal. Di dalamnya mengandung nilai dan semangat gotong royong. 

Hal itu terlihat dari sistem kelola dimana pembuatan, pemeliharaan, serta pengelolaan fasilitasi subak dilakukan bersama oleh anggota subak. Di mana terdiri dari para petani yang memiliki garapan sawah dan mendapatkan bagian air sawahnya.

Selain itu, juga memberikan contoh agar manusia mengelola alam dan lingkungannya secara bijaksana. Sehingga tetap terjaga kelestariannya demi kepentingan bersama.

Pada 29 Juni 2012, UNESCO menetapkan Subak sebagai salah satu warisan dunia. Hal tersebut karena keunikan dan karakter budaya khasnya yang membentuk lanskap Pulau Bali.

Pewarta: Iman
Editor: Rini Hairani
Sumber: RRI