"Kita perlu menemukan sesuatu (pendanaan) seperti apa yang kita punya untuk perubahan iklim ... Kita punya dana global untuk perubahan iklim dan mengapa tidak ada yang memberikan dana air sehingga mereka bisa membantu mengatasi masalah air untuk negara-negara berkembang di kawasan (Pasifik)," kata Presiden Fiji Wiliame Katonivere dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu.
Presiden Katonivere mengaku bahwa Fiji belum dapat melakukan pengembangan akses air bersih atau water development sendiri karena keterbatasan kapasitas negara kepulauan Pasifik itu sehingga diperlukan suatu sistem pendanaan global.
"Kami tidak bisa mengembangkannya karena kemampuan kami terbatas, tetapi dengan adanya dana global (air) dan kami punya keahliannya, kami punya orang-orang yang berpengalaman di bidang itu, kami bisa mengatasi masalah air. Tidak hanya di Fiji, tetapi untuk negara pulau-pulau Pasifik lainnya," ujar dia.
Untuk itu, dalam kunjungannya ke Indonesia untuk menghadiri World Water Forum ke-10 di Bali, Presiden Fiji memandang penting untuk mendorong kerja sama internasional dalam penanganan masalah air, terutama melalui pembentukan global water fund.
Selanjutnya, Katonivere juga mengajak Indonesia untuk berkolaborasi dalam meningkatkan ketertarikan negara-negara donor dalam mendukung negara-negara berkembang, termasuk negara di kawasan Pasifik, dengan memajukan praktik-praktik berkelanjutan yang mendukung lingkungan.
"Kami melakukan praktik itu di Fiji, dan Indonesia juga melakukannya, dan ada negara-negara (berkembang) lain yang turut melakukannya. Karena bila kita (Fiji dan Indonesia) melakukannya maka negara-negara lain yang belum akan ikut serta mempraktikkan," ucapnya.
"Dan kemudian bersama kita bisa menumbuhkan minat negara-negara donor untuk memiliki 'pool' di mana mereka dapat membiayai pengembangan akses air bersih di belahan dunia ini," kata Katonivere menambahkan.
Baca juga: World Water Forum akan hasilkan deklarasi tingkat menteri pertama kali
Pemerintah Indonesia mendorong pembentukan Global Water Fund di ajang World Water Forum ke-10, untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6, yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua.
Saat ini, terdapat 2,2 miliar masyarakat di dunia yang tidak dapat mengakses air bersih.
Global Water Fund yang diproyeksikan untuk kebutuhan infrastruktur air, mitigasi krisis atau bencana terkait air, adaptasi perubahan iklim, serta mekanisme pemantauan, akan menjadi langkah nyata mengatasi masalah air dunia.
Pemerintah Indonesia sendiri telah membentuk Indonesian Water Fund (IWF) sebagai upaya mendorong investasi dan penyediaan air bersih di seluruh wilayah Indonesia.
World Water Forum menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan mengenai tata kelola air dan sanitasi dunia.
World Water Forum merupakan forum air global yang diadakan setiap tiga tahun sekali untuk membahas isu-isu krusial terkait air, seperti konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Baca juga: Menjaga kualitas air, dari konvesional ke membran
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).