TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Peletakan Batu Pertama International Mangrove Research Center MBZ-JKW di Bali

Peletakan Batu Pertama International Mangrove Research Center MBZ-JKW di Bali

19 Mei 2024 21:51 WIB
Peletakan Batu Pertama International Mangrove Research Center MBZ-JKW di Bali

TVRINews, Badung

Dunia global sedang menghadapi krisis iklim. Pergeseran iklim berdampak pada banyak sektor penting bagi penghidupan. Sisi positifnya, Indonesia adalah rumah bagi sekitar 23 persen hutan bakau dunia dengan luasan 3,44 juta hektar dan mencakup 204 spesies. Mangrove menjadi pohon luar biasa yang menjadi penjaga rumah kepulauan kita. 

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat menghadiri Groundbreaking International Mangrove Research Center (IMRC) Mohamed bin Zayed-Joko Widodo (MBZ-JKW) di Kura Kura Bali.

“Mengenai urgensi terhadap perlindungan ekosistem mangrove, pemerintah Indonesia dan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menyepakati MoU untuk bersama-sama mengetuai Mangrove Alliance for Climate (MAC) dan membentuk International Mangrove Research Center Mohammed Bin Zayed - Joko Widodo (IMRC) di Indonesia,” kata Luhut, Minggu, 19 Mei 2024.

Inisiatif-inisiatif ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan terhadap iklim, mendorong kerja sama, dan memperkuat hubungan antara Indonesia dan UEA di bidang pengelolaan mangrove yang berkelanjutan dan implementasi pertama program MAC.

“Saya dengan bangga mengumumkan bahwa Pusat Penelitian Mangrove Internasional akan didirikan di lokasi yang sangat strategis di Bali yang telah menunjukkan keberhasilannya dalam melestarikan ekosistem mangrove dan akan menjadi eksposur internasional. Lahan tersebut telah disediakan oleh pemerintah Indonesia untuk mengembangkan pusat penelitian tersebut,” seru Luhut.

Pusat penelitian akan berfungsi untuk penelitian, konservasi, dan pendidikan mutakhir. Khususnya pemanfaatan bioteknologi dan inovasi seperti kecerdasan buatan untuk identifikasi mangrove dan pemanfaatan drone untuk restorasi di daerah terpencil. 

“Besok, kami akan mengadakan high level event GBFA G20 Bali pada World Water Forum ke-10. Acara tersebut akan terdiri dari peluncuran Sekretariat yang berkedudukan di Bali, Penandatanganan Letter of Intent oleh para pendiri, dan Roundtable Discussion untuk membahas langkah selanjutnya,” ujar Luhut.

Luhut menambahkan agar ini bukan sekedar proyek kontruksi, namun ke depannya akan menjadi pusat penelitian yang mutahir sebagai peningkatan kapasitas dan destinasi internasional di Bali.


Sumber: TVRI