Khusus untuk nomor 100 meter lari gawang putri, Ken bakal berjuang bersama dua atlet ibu kota lainnya yakni Emilia Nova dan Liza Putri Ramandha.
Ken bukan sosok baru dalam dunia atletik. Dia sudah malang melintang dengan mengikuti berbagai kejuaraan nasional maupun internasional. Sejumlah prestasi telah perempuan kelahiran Jakarta, 27 Januari 1997 itu raih.
Baca juga: Anies Baswedan lepas kontingen DKI Jakarta ke PON XX Papua
Misalnya pada 2013, ketika Ken menyabet perunggu pada nomor 100 meter lari gawang remaja putri di Asian Youth Games di Nanjing, China dengan catatan waktu 14,45 detik.
Kala itu, dia berada di belakang Nana Fujimori dari Jepang yang meraih emas dengan catatan waktu 13,69 detik dan Nguyen Thi Lan (Vietnam) di posisi kedua dengan 14,43 detik.
Catatan waktu kala itu juga, mencatatkan nama Ken Ayuthaya sebagai pemegang rekor nasional remaja, setidaknya hingga 2017.
Prestasi lainnya di level internasional adalah meraih emas di Hongkong Intercity Athletics Championships pada 2016. Kemudian pada 2018, dia juga meraih perunggu pada Asian University Games di Naypyidaw, Myanmar.
Untuk level nasional, Ken memiliki pencapaian membanggakan. Misalnya pada 2019, dia meraih emas pada Jawa Timur Open yang sekaligus membuatnya lolos ke PON Papua. Bahkan, kala itu dia berhasil menorehkan catatan waktu 14,30 detik.
Pada tahun yang sama, Ken juga menjadi yang terbaik pada Kejurnas Atletik yang berlangsung di Cibinong, Jawa Barat, dengan catatan waktu 14,40 detik.
Masih pada 2019, perempuan berambut lurus itu kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan menyabet emas di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional dengan catatan waktu 14,42 detik.
Dengan deretan prestasi tersebut, Ken Ayuthaya optimistis bisa meraih hasil terbaik di PON Papua.
Baca juga: KONI DKI libatkan Polda Metro untuk pengamanan kontingen di PON Papua
Tantangan di tengah pandemi
Persiapan Ken untuk PON Papua penuh dengan rintangan. Berbagai kebijakan yang diberlakukan pada masa pandemi COVID-19, sedikit banyak berpengaruh pada latihan.
Namun bukan berarti menjadi hambatan. Bersama tim atletik DKI Jakarta, Ken terus menyiasati agar persiapan tetap maksimal.
Berkat persiapan dan perjuangan selama ini, dia pun telah memiliki best personal yakni 14,25 detik yang diraih saat menjalani uji coba bersama kontingen Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Selain berlatih, menjaga motivasi di tengah pandemi perlu dilakukan. Terlebih lagi sepanjang tahun 2020, Ken tidak berkompetisi.
Salah satu cara yang dia lakukan adalah dengan menyaksikan persaingan atlet di Olimpiade Tokyo 2020. Menurutnya, hal tersebut memiliki dampak yang baik untuk menjaga motivasi.
"Mereka berjuang dan tidak bertemu keluarga selama beberapa bulan untuk fokus berlatih. Sehingga mereka pun meraih hasil terbaik di Olimpiade Tokyo. Kisah-kisah seperti itu sangat menginspirasi," kata Ken kepada Antara, Kamis.
Ya, Ken pun merasakan perbedaan untuk persiapan PON edisi ke-20 ini. Dia harus rela berada di kamp pelatihan untuk fokus berlatih dan yang pasti menjaga kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
Dia rela berpisah untuk sementara waktu dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Sebab, menjaga protokol kesehatan saat pandemi virus corona menjadi penting demi meraih hasil maksimal di PON Papua nanti.
"Semuanya harus dilakukan. Kita harus saling menjaga satu sama lain demi kesehatan bersama. Pekan ini, kami mendapat kesempatan untuk berpamitan dengan keluarga sebelum bertolak ke Papua. Namun itu juga harus mematuhi protokol kesehatan," kata Ken.
Kini, Ken tengah dalam masa persiapan akhir sebelum bertolak ke Bumi Cendrawasih yang dijadwalkan pada 2 Oktober. Dia optimistis pada pesta olahraga empat tahunan nanti dapat memberikan yang terbaik.
"Dalam tiga pekan terakhir ini, kami fokus untuk meningkatkan performa. Jadi benar-benar fokus disiplin berlatih," ujar Ken.
Baca juga: Ambisi DKI Jakarta jadi juara umum PON XX Papua di tengah pandemi
Penampilan kedua di PON
Bagi Ken, PON Papua merupakan penampilan keduanya di pesta olahraga terbesar di Tanah Air tersebut setelah PON 2016 di Jawa Barat,
Dalam debutnya di pesta olahraga empat tahunan tersebut, Ken finis di urutan kelima nomor 100 meter lari gawang putri dengan catatan waktu 14,44 detik.
Ken yang kala itu masih berusia 19 tahun berada di bawah dua rekan satu tim dari DKI Jakarta Emilia Nova yang meraih emas dengan catatan waktu 13,35 detik dan Dedeh Erawati yang membawa pulang perak usai mencatatkan waktu 13,56 detik.
Sedangkan perunggu diraih Rohani dari Kontingen Nusa Tenggara Barat yang mencatatkan waktu 14,14 detik. Adapun posisi keempat ditempati Rohimayati dari Bangka Belitung dengan 14,42 detik.
Dengan pengalaman sebelumnya, Ken pun terus berlatih keras memperbaiki catatan waktu. Dia menuturkan berdasarkan data dua tahun yang lalu posisinya berada di dua terbaik di level nasional di bawah Emilia Nova.
Meski begitu, kata Ken, dengan tak adanya kompetisi selama satu tahun belakangan ini, sulit untuk melihat peta persaingan di PON Papua nanti.
"Yang pasti saya optimistis bisa memberikan yang terbaik. Catatan dua tahun itu menjadi motivasi saya untuk terus berjuang. Tentunya, semua atlet juga ingin menjadi juara. Saya pun demikian. Tinggal bagaimana mental saat berlomba nanti," kata Ken.
Selain memiliki misi untuk bisa menyumbang medali emas untuk Kontingen DKI Jakarta, Ken pun akan berusaha untuk bisa kembali masuk ke skuad tim nasional Indonesia.
"Saya sempat di pelatnas. Selain bisa meraih hasil terbaik di PON Papua. Pastinya semua atlet juga ingin masuk pelatnas dan itu juga tujuan saya," Ken menuturkan.
Ken Ayuthaya berharap dua misi tersebut dapat tercapai di PON Papua nanti. Percayalah dengan usaha yang dilakukan, pasti ada hasil yang ditorehkan.
Selamat berjuang Ken.
Baca juga: Ken Ayuthaya sumbang emas pertama DKI Jakarta dari cabang atletik
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).