KBRN, Denpasar: World Water Forum ke-10 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024). Penyelenggaraan forum air terbesar sedunia tersebut diakui sebagai yang terbaik di antara gelaran sebelumnya.
WWF di Bali ini, memberikan kesan istimewa bagi kepala negara, delegasi, dan peserta yang hadir. Hal ini diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali.
“Ini adalah forum air yang terbaik sepanjang sejarah mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Banyak yang terkesan dengan penyelenggaraannya, terlebih forum ini merupakan forum pertama yang terlaksana setelah pandemi COVID-19,” kata Firdaus di Nusa Dua, Bali.
Tidak hanya mengesankan dari segi persiapan dan pelaksanaan, Firdaus berharap dampak nyata menghadirkan solusi dari permasalahan air di dunia. Hal itu ditunjukkan dengan empat usulan Pemerintah Indonesia yang akan didorong menjadi sebuah kesepakatan bersama.
Keempat yaitu penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day) melalui resolusi PBB. Isu pengelolaan air untuk negara-negara berkembang di pulau-pulau kecil, serta pencatatan daftar proyek air sebagai Compendium of Concrete Deliverables and Actions yang bersifat inklusif namun sukarela.
Compendium akan berisi daftar proyek, inisiatif, dan kolaborasi yang dikelola oleh stakeholders air tingkat nasional, regional, dan internasional. Indonesia juga akan menyiapkan platform online untuk proses submisinya.
“Kalau Indonesia bisa mendorong usulan Hari Danau Sedunia untuk disahkan, maka ini juga menjadi peristiwa bersejarah yang berhasil kita torehkan bersama. Danau memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan air di dunia, sehingga harus bisa dikelola dengan baik,” ujar Firdaus.
Di sisi lain, World Water Forum Ke-10 juga menekankan pentingnya jaminan ketersediaan dan ketahanan air terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Hal ini juga akan menyangkut ketahanan pangan dan mitigasi risiko bencana akibat perubahan iklim.
“Hal yang paling krusial adalah memastikan water security (ketahanan air) karena tanpa itu, maka tak ada food security (ketahanan pangan). Jika food security tak ada, maka peradaban dunia akan terancam," katanya.
Pewarta: Allan
Editor: Bunaiya
Sumber: RRI