TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Kemendikbudristek Kenalkan Tradisi Bali Subak dan Jalur Rempah di WWF

Kemendikbudristek Kenalkan Tradisi Bali Subak dan Jalur Rempah di WWF

21 Mei 2024 11:00 WIB
Kemendikbudristek Kenalkan Tradisi Bali Subak dan Jalur Rempah di WWF

TVRINews, Nusa Dua

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid bekerja sama dengan UNESCO dan Pemerintah Provinsi Bali memanfaatkan perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 untuk mengenalkan tradisi dan kearifan lokal Bali. 

Dalam hal tersebut, Tradisi yang dikenalkan seperti tata pengelolaan air di Bali subak dan jalur rempah dengan menggelar forum diskusi dan pameran “Subak dan Jalur Rempah”.

“Dalam rangka menyambut WWF ke-10 di Bali, kami menyelenggarakan diskusi dan pameran bertajuk 'Subak and Spice Route' yang menjadi tradisi lokal di Bali. Dalam diskusi ini akan mengenalkan sistem subak di Bali atau sistem pengelolaan air tradisional yang berakar kuat pada filosofi dan budaya masyarakat adat, dan kaitannya erat dengan jalur rempah. Hal ini sejalan dengan tema utama WWF yaitu ‘Air untuk Kemakmuran Bersama’," kata Hilmar Farid dalam press conference di BNDCC, Nusa Dua, Selasa, 21 Mei 2024.

Baca Juga: World Water Forum ke-10 Terbaik Sepanjang Sejarah Penyelenggaraan

Hilmar menambahkan, bahwa WWF sebenarnya dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan, termasuk pembuat kebijakan, peneliti, dan masyarakat lokal, tentang nilai pengetahuan tradisional Indonesia dalam mengatasi tantangan kontemporer terkait air, seperti mata pencaharian, pelestarian keanekaragaman hayati air, dan pemberdayaan masyarakat.

"Lewat Forum ini, kita juga berupaya mendorong kolaborasi dan kemitraan antara lembaga pemerintah, lembaga budaya, dan masyarakat lokal untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip subak ke dalam inisiatif pengelolaan air nasional," ucap Hilmar Farid.

Hilmar menuturkan, nantinya seiring berjalannya waktu problem ini harus bisa dicari solusi teknis dan struktur yang bisa diakses, sehingga untuk seterusnya sebagian problem yang ada di laporan itu perlu dicari penyelesaian non technical.


Sumber: TVRI