KBRN, Nusa Dua: Proyek “Pusat Internasional untuk Penelitian Mangrove Mohamed bin Zayed-Joko Widodo”, akan didirikan di Taman Hutan Raya Ngurah Rai di provinsi Bali. Peresmian proyek ditandai dengan peletakan batu pertama dihadiri para menteri dari Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA), Minggu (19/05/2024).
Pusat penelitian internasional ini akan dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar, dengan berbagai infrastruktur pendukung, antara lain jalan, listrik, dan air. Lembaga ini berada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai di provinsi Bali, seluas 1.158,44 hektar yang merupakan ekosistem bakau di sekitar Teluk Benoa.
Menteri Energi dan Infrastruktur PEA, Suhail Mohamed Al Mazrouei menegaskan, proyek ini sebuah langkah penting menguatkan kerja sama internasional bidang penelitian lingkungan. Karena, mencerminkan komitmen PEA melindungi lingkungan, khususnya ekosistem sensitif seperti bakau.
Proyek juga dilakukan dalam upaya PEA menghadapi perubahan iklim, dan akan berkontribusi dalam mengembangkan strategi yang diperlukan melestarikan lingkungan. Lembaga ini juga akan menjadi wadah bagi para ilmuwan dan peneliti bekerjasama serta bertukar pengalaman dan pengetahuan untuk masa depan.
“Proyek mendukung kebijakan PEA sejalan dengan tujuan Konferensi COP28. Fokus memperkuat upaya global menghadapi perubahan iklim dan mewujudkan kelestarian lingkungan,” kata Menteri Suhail dalam keterangan resmi Kedutaan PEA di Jakarta dikutip RRI.co.id, Rabu (22/05/2024).
Adapun pendirin pusat penelitian bakau diumumkan pertama kalinya pada Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim ke-28 (COP28). Dimana pelaksanaannya berlangsung di PEA pada 2023 lalu.
Pewarta: Jayanti Retno Mandasari
Editor: Allan
Sumber: RRI