KBRN, Badung: Kemampuan anggaran yang terbatas menjadi alasan mendasar Indonesia memprakarsai terbentuknya Global Water Fund atau Dana Air Dunia. Harapannya, mekanisme ini nantinya bisa mengatasi kesenjangan kebutuhan pembiayaan persoalan air negara-negara yang kurang mampu.
"Jadi kami laporkan, kemarin pada hari Selasa pagi melaksanakan High Level Panel 1. Terkait dengan usulan pemerintah Indonesia untuk membentuk Global Water Fund," kata Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna dalam konferensi pers World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/5/2024).
Herry menjelaskan, pembiayaan sektor air di Indonesia sendiri sangat tergantung dengan publik. Kemudian menurutnya besaran alokasi anggaran pun masih sangat kecil dari jumlah yang dibutuhkan.
Sehingga, pemerintah mesti menggandeng sektor swasta untuk terlibat dalam proyek air. Semisal proyek yang berkaitan dengan sumber daya air, maupun air minum dan sanitasi.
Adapun menurut dia, biaya yang diperlukan untuk mengatasi persoalan air global mencapai USD6,7 triliun. Sementara alokasi anggaran untuk sektor ini kurang dari dua persen.
"Kalau kita mengacu SDGs 6 tahun 2030. Itu kebutuhan biayanya sebesar USD6,7 triliun," kata Herry.
Artinya, lanjut dia, kesenjangannya begitu besar. Maka, pemerintah Indonesia melihat perlu segera dibentuknya Global Water Fund.
Ia menyebutkan, nantinya pendanaan ini bisa diakses oleh negara-negara yang menjadi member. Sehingga, mereka bisa mengatasi permasalahan air di masing-masing negara.
Pewarta: Alfreds Tuter
Editor: Heri Firmansyah
Sumber: RRI