TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Indonesia Tegaskan Pentingnya Kerja Sama Dunia dalam Aksi Kehutanan dan Iklim

Indonesia Tegaskan Pentingnya Kerja Sama Dunia dalam Aksi Kehutanan dan Iklim

23 Mei 2024 15:15 WIB
Indonesia Tegaskan Pentingnya Kerja Sama Dunia dalam Aksi Kehutanan dan Iklim

TVRINews, Nusa Dua

Kemitraan global dalam aksi kehutanan dan iklim merupakan salah satu hal penting khususnya dalam mengendalikan Perubahan iklim dan penggundulan hutan (deforestasi). 

Hutan sendiri memainkan peran penting dalam mengatasi tiga krisis global yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan degradasi polusi-lingkungan

“Jika kita melestarikan dan mengelola hutan secara lestari, hal ini akan memberikan banyak penyediaan ekosistem, mulai dari meregulasi iklim dan menyediakan habitat bagi 80 persen keanekaragaman hayati terestrial, hingga membersihkan dan menyaring udara dan air kita, serta menyediakan penghidupan dan ketahanan pangan,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, Kamis, 23 Mei 2024.

Baca Juga: Pembentukan Badan Air Nasional Akan Dibahas di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain itu, Nani mengungkapkan bahwa Indonesia sendiri telah berhasil menurunkan laju deforestasi pada periode 2019-2020 sebesar 75 persen menjadi 115 ribu hektar (ha) dibandingkan periode 2018-2019, yang merupakan angka terendah sejak tahun 1990. Sementara laju deforestasi bersih Indonesia periode 2021-2022 adalah sebesar 104 ribu ha, turun 8,4 persen dibandingkan periode 2020-2021.

Selain itu, Indonesia juga mempunyai program rehabilitasi hutan yang luas, termasuk rehabilitasi lahan gambut dan mangrove. Diketahui sekitar 3 juta lahan terdegradasi telah direhabilitasi selama 10 tahun terakhir. dan sejak tahun 2016, Indonesia juga telah merestorasi sekitar 1,6 juta ha lahan gambut.

Indonesia memiliki lebih dari 3,3 juta ha ekosistem mangrove dan mempunyai peluang untuk merestorasi lebih dari 750.000 kawasan mangrove. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo menekankan target perbaikan ekosistem mangrove melalui rehabilitasi mangrove dengan target luas 600.000 ha pada tahun 2024. 

Indonesia juga menjalankan program Perhutanan Sosial untuk mengurangi kemiskinan masyarakat lokal dan mengatasi konflik kepemilikan lahan. Program Perhutanan Sosial (Social Forestry Program) memberikan akses kepada masyarakat lokal untuk memanfaatkan kawasan hutan dengan target seluas 12,7 juta ha hingga tahun 2024. Telah didistribusikan 6,5 juta ha kepada 1,2 juta rumah tangga yang menghasilkan sekitar USD 120 juta pada tahun 2023.

Baca Juga: Air Hujan Disulap Jadi Air Minum Kemasan Bernilai Cuan Tinggi

Keberhasilan dalam mengendalikan deforestasi dan degradasi hutan juga akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca). Kegagalan satu negara berarti kegagalan dunia. Oleh sebab itu, kata Nani, kolaborasi antar negara yang mempunyai hutan juga diperlukan. 

“Dengan bekerja sama, akan ada peluang lebih besar untuk bertukar kebijakan, pengetahuan teknis, dan solusi untuk mengatasi isu hutan dan perubahan iklim, termasuk memperkuat pengaruh negara-negara berhutan di bidang negosiasi iklim, keanekaragaman hayati dan isu-isu terkait lainnya,” tuturnya.


Sumber: TVRI