Bentoel Group memaparkan upaya pelestarian lingkungan berdasarkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) untuk mewujudkan net zero waste and emission pada perhelatan World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Badung, Bali, 18-25 Mei 2024.
“Kami terus berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan inisiatif ESG di Indonesia guna memberikan dampak nyata dan berkontribusi pada upaya global untuk mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan,” ucap Head of Corporate and Regulatory Affairs Bentoel Group Dian Widyanarti dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, setiap industri bertanggung jawab untuk berkontribusi mewujudkan net zero waste and emission di masa depan. Pihaknya pun berupaya untuk menjalankan berbagai program untuk mencapai dan mewujudkan target tersebut.
Ia mengatakan bahwa selama tahun lalu, pihaknya mengurangi 39,2 persen penggunaan air dalam kegiatan operasional serta mendaur ulang dan menggunakan kembali 31 persen air yang telah digunakan pabrik mereka di Malang.
Perseroan juga mengurangi 33,1 persen emisi gas rumah kaca melalui penggunaan panel surya berkapasitas 2,5 megawatt untuk menyediakan 100 persen energi terbarukan dan mereboisasi 68,8 persen area hutan yang sebelumnya digunakan sebagai lahan tembakau.
Dian menuturkan bahwa pihaknya juga telah mencapai status zero waste to landfill sejak 2022 dan 100 persen limbah tidak berbahaya telah didaur ulang.
Tidak hanya berfokus pada pencapaian net zero waste and emission, ia menyatakan bahwa perusahaan juga berupaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui inklusi digital serta peningkatan saranan dan prasarana bagi UMKM.
Pihaknya pun mendonasikan 200 laptop dan 100 unit gerobak kepada para pelaku UMKM sepanjang 2023.
Sementara itu, pada tahun ini, Dian menyampaikan bahwa pihaknya akan meneruskan upaya untuk mewujudkan net zero waste and emission melalui kolaborasi dengan para pemasok dan pemangku kepentingan lainnya di seluruh lini bisnis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh operasi perusahaan.
“Selain itu, kami juga berusaha untuk menciptakan nilai positif di bidang pertanian memanfaatkan model pengadaan pertanian untuk memberikan dampak positif dalam rantai pasokan, terutama yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan lingkungan,” imbuhnya.
Sumber: ANTARA