TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • TPS 3R Desa Adat Tanjung Benoa Olah Sampah Jadi Berkah

TPS 3R Desa Adat Tanjung Benoa Olah Sampah Jadi Berkah

23 Mei 2024 22:00 WIB
TPS 3R Desa Adat Tanjung Benoa Olah Sampah Jadi Berkah

TVRINews, Tanjung Benoa

Berawal dari keinginan dan cita-cita masyarakat Desa Adat Tanjung Benoa untuk melakukan pengelolaan sampah berbasis 3R yang dapat mengurangi beban pengangkutan sampah ke TPA yang cukup jauh dari desa. 

Pelaksanaan Program TPS 3R Tahun Anggaran 2021 di lokasi tersebut pun disambut dan dikelola dengan baik serta diresmikan pada 25 Agustus 2021 dan mulai beroperasi pada 26 Agustus 2021.

Ketua TPS 3R Panca Lestari Ni Kadek Suyatni mengatakan, bahwa menangani permasalahan sampah diakuinya merupakan pengalaman baru. Apalagi saat menerima tanggung jawab dalam pengelolaan TPS 3R.

Baca Juga: Sumur Resapan dan Master Meter Bukti Upaya Kolaboratif Pemerintah dan Swasta Beri Akses Air Bersih untuk Warga

“Dalam permasalahan ini yang ditemukan pertama kali adalah banyak sampah yang berserakan. Masyarakat masih ditemukan membuang sampah sembarangan di pantai, jalanan, dan ada juga yang dibakar. Parahnya lagi, segala jenis sampah dicampur begitu saja sehingga menimbulkan bau tak enak dan polusi udara,” kata Ni Kadek Suyatni saat ditemui tim tvrinews.com, Kamis, 23 Mei 2024.

Ni Kadek Suyatni pun menambahkan bahwa ia harus berpikir untuk menguatkan penyuluhan tentang pemilahan sampah. Jika sampah terpilah dengan baik, maka tak akan ada bau menyengat.

Pemilahan sampah ini dinilai penting. Lantaran dari hasil survei bersama pendamping penyuluh, dari 1.000 KK di Desa Adat Tanjung Benoa, tidak semua sampah itu masuk ke TPS yang luasnya hanya 6 are. Jika tak dipilah di rumah, maka pengelolaan di TPS 3R akan kacau dan menimbulkan bau. Apalagi TPS 3R Panca Lestari ada di antara pemukiman penduduk, warung, dan vila. Jika TPS 3R sampai bau, maka keberadaannya akan sangat mengganggu.

Baca Juga: El Nino Segera Berganti La Nina, Ini Kata BMKG

“Setelah diberikan kepercayaan memimpin TPS 3R, saya langsung bergerak menunjuk bendahara, sekretaris, unit pengangkutan, unit composting, serta penyuluh. Nah, langkah pertama yang saya lakukan adalah concern mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah. Karena menurut saya, di sini (sampah di tingkat rumah tangga) sumber utama penyelesaian masalah sampah ini,” jelas Ni Kadek Suyatni.

Tak lupa, Ni Kadek Suyatni berharap dengan adanya World Water Forum (WWF) ini Pemerintah dapat mengajak dan membantu kami dalam penyediaan fasilitas dan pengangkutan sampah demi kebersihan warga bali.


Sumber: TVRI