RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Indonesia Emas 2045, Butuh Ketersediaan Air Minum Aman

Indonesia Emas 2045, Butuh Ketersediaan Air Minum Aman

24 Mei 2024 08:15 WIB
Indonesia Emas 2045, Butuh Ketersediaan Air Minum Aman
Menteri PUPR Basuki Hafimuljono saat berpidato pada special session (minutes of meeting) World Water Forum ke-10 di Bali, Kamis (23/5/24). Menurutnya, salah satu sektor mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah ketersediaan air minum aman. (Foto: PUPR)

KBRN, Nusa Dua:  Salah satu sektor mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah ketersediaan air minum aman.  Hal itu disampaikan Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono pada special session  World Water Forum ke-10 di Bali, Kamis (23/5/24).

Menteri PUPR  Basuki Hadimuljono mengajak pemda dan pengelola air minum untuk melakukan brainstorming  reformasi kelembagaan.  Special Session World Water Forum ke-10 ini merupakan diskusi yang membahas _lesson learned_ pelayanan air minum dari Portugal.

Menteri Basuki mengatakan kondisi Indonesia saat ini sama seperti Portugal 30 tahun yang lalu dimana layanan sanitasi kurang.  Kurang  dari 15 persen dan pasokan air kurang dari 50 persen, diperlukan kerja ekstra untuk mencapai target Indonesia Emas 2045.

“Tinggal 20 tahun lagi untuk mencapai Indonesia Emas 2045, kita tidak bisa begini-begini saja. Pembangunan infrastruktur bisa kita lakukan cepat, tetapi kuncinya adalah institutional reform yang harus kita sepakati bersama."kata Basuki

"Melalui hal ini saya betul-betul mengajak untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju,  kita  harus kompak. Saya percaya dengan semangat kita dapat menggapai Indonesia Emas di sektor air, kuncinya satu, yaitu reformasi kelembagaan,” ucapnya.

Terdapat tantangan dalam pengelolaan air minum, pertama terbatasnya anggaran untuk meningkatkan kapasitas pelayanan masyarakat. Kedua, kapasitas kelembagaan dimana 136 dari 393 BUMD air minum yang berkinerja kurang sehat.

Untuk mengejar target Sustainable Development Goals (SGDs) dan visi Indonesia Emas 2045. Presiden Jokowi menerbitkan Inpres (No 1  2024) tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik.

“Inpres air minum dan limbah  bukan untuk membangun instalasi pengolahan air (IPA) baru, tetapi mengoptimalkan IPA  idle capacity. Untuk disalurkan pada sambungan rumah, dengan anggaran Rp 6 triliun, baru tersedia Rp 3 truliun tahap I,” tutur Menteri Basuki.

Vice President Aguas de Portugal Antonio Ventura mengatakan pada 1993 layanan air di Portugal tidak stabil, tidak efisien.  Serta tidak transparan, Aguas de Portugal adalah perusahaan milik negara yang bekerja secara komersial dalam mengoperasikan sektor air.

“Untuk itu Portugal menganggap penting untuk mereformasi sektor-sektor yang menjamin pembangunan layanan air yang berkelanjutan. Pada 1993, Portugal melakukan reformasi legal, kelembagaan dan organisasi,  Aguas de Portugal mensuplai 95 persen air minum.

Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan kesepakatan hasil pertemuan terkait transformasi sektor air minum menuju Indonesia Emas 2045. Kesepakatan antara Cipta Karya, Pembiayaan Infrastruktur, Bina Pembangunan Daerah Kemendagri dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian PPN/Bappenas.

Kementerian PUPR bersama Aguas de Portugal, Bank Dunia dan Perpamsi juga menandatangani Minutes of Meeting terkait kolaborasi transformasi.  Kolaborasi sektor penyediaan air dan sanitasi di Indonesia.

Pewarta: Nurana Diah Dayanti
Editor: witokaryono
Sumber: RRI