TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Usia Senja Mbah Suminah, Tetap Bertahan di Tengah Geliat Ibu Kota Baru

Usia Senja Mbah Suminah, Tetap Bertahan di Tengah Geliat Ibu Kota Baru

20 Agustus 2024 09:21 WIB
Usia Senja Mbah Suminah, Tetap Bertahan di Tengah Geliat Ibu Kota Baru

TVRINews, Penajam Paser Utara-Kaltim

Di sudut Lapangan Desa Suko Mulyo, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, terdapat pemandangan yang menarik perhatian saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia. Dalam usianya yang sudah senja, ia tetap setia menjajakan dagangan sederhananya dan menjadi saksi bisu atas perubahan di sekitarnya.

Meskipun penghasilannya tak tentu, ia tetap bersyukur bisa menyambung hidup dari hasil jerih payahnya sendiri. Mbah Suminah, seorang wanita tua asal Bondowoso, Jawa Timur, terlihat duduk tenang di bawah tenda sederhana sambil menjajakan buah-buahan seperti jeruk dan sawo kacang.

Bukan sekali ini saja Mbah Suminah berdagang di acara-acara ramai seperti ini.

“Biasanya jualan di Pasar Sukaraja, tapi kalau ada acara seperti ini, saya jualan di sini saja,” ungkapnya, saat ditemui pada Minggu, 18 Agustus 2024.

Mbah Suminah menjelaskan bahwa buah-buahan yang dijualnya ia beli dari Pasar Sukaraja, dan sehari-harinya ia juga berjualan berbagai macam kebutuhan, tidak hanya buah-buahan.

Saat ditanya tentang dampak kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah tersebut, Mbah Suminah merasakan sedikit perubahan.
"Keliatannya ada peningkatan ekonomi, tapi ya biasa aja," tuturnya dengan nada datar.

Menurutnya, meskipun ada geliat ekonomi, belum banyak dampak signifikan yang ia rasakan sebagai pedagang kecil.

“Kita cuma pengecer aja, jual ke orang-orang yang mau beli. Seberapa dapatnya, itu yang kita dapat,” jelasnya.

Harapan Mbah Suminah terhadap pemerintah sederhana saja, yaitu agar daerahnya menjadi lebih ramai dan terbangun seperti kota.

"Minta rame aja, jadikan kota gitu," harapnya singkat.

Di tengah segala perubahan besar yang terjadi di Kalimantan Timur, Mbah Suminah tetap bertahan dengan semangat hidup yang sederhana. Dalam usianya yang sudah senja, ia tetap setia menjalani profesinya sebagai pedagang kecil, menjadi saksi bisu atas perubahan di sekitarnya. Meskipun penghasilannya tak tentu, Mbah Suminah tetap bersyukur bisa menyambung hidup dari hasil jerih payahnya sendiri.


Sumber: TVRI