"Kami sangat bersyukur. Masyarakat Aceh sangat welcome," kata Gilberto usai kemenangan DKI Jakarta atas Banten dengan skor 9-2 di Lapangan Tugu Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Rabu.
Ia mengatakan sempat khawatir saat harus bertanding ke provinsi berjuluk Tanah Rencong itu lantaran perbedaan budaya. Namun, kekhawatiran itu sirna setelah melihat sambutan masyarakat Aceh begitu baik.
"Dan juga itu yang kita sedikit khawatirkan karena kita di Jakarta culture budaya sangat berbeda, tapi kami datang ke Aceh sambutan luar biasa sangat baik," kata Gilberto.
Untuk PON Aceh-Sumut 2024, menurut Gilberto, penyelenggaraan sudah cukup baik meskipun masih ada hal-hal kecil yang perlu lebih diperbaiki lagi. Kendati demikian, hal tersebut tidak membuat penyelenggaraan PON XXI buruk.
"Penyelenggaraan PON kali ini menurut kami cukup baik. Paling hanya ada kecil-kecil saja yang mesti dirapikan, tapi overall kita bisa datang ke sini kita sudah sangat bersyukur, kita bisa bermain di Aceh," ujarnya.
Ia menambahkan, bermain di Aceh merupakan suatu pengalaman yang berharga. Empat tahun lalu, mereka bermain di Papua dalam ajang yang sama, PON XX. Kali ini, bermain di provinsi paling barat Indonesia, seraya berharap cabang olahraga tersebut lebih dikenal lagi di tengah masyarakat.
Baca juga: Tim bisbol Lampung tundukkan Bali 13-3 pada babak penyisihan
"Kemarin kita pernah main di Papua, sekarang di Aceh, jadi ujung ke ujung. Menurut kami saat ini nasional terutama bisbol bisa lebih memasyarakat lagi," ujarnya.
Penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut wilayah Aceh berlangsung di 10 kabupaten/kota, di antaranya Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Aceh Barat, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Tenggara.
Pada PON XXI Aceh-Sumut, cabang olahraga bisbol diikuti tujuh daerah, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Bali, Jawa Barat, Banten, Lampung, dan juara bertahan DKI Jakarta.
Baca juga: Tim bisbol DKI Jakarta amankan satu tiket babak super round
Baca juga: Tim bisbol DKI Jakarta tekuk Banten 9-2 pada babak penyisihan
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).