ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Sejarah kirab api PON, dimulai sejak 1969 hingga ke Aceh

Sejarah kirab api PON, dimulai sejak 1969 hingga ke Aceh

1 September 2024 18:00 WIB
Sejarah kirab api PON, dimulai sejak 1969 hingga ke Aceh
Sekdakab Nagan Raya, Aceh, Ir H Ardimartha menyalakan api pada kegiatan Kirab Obor PON Aceh-Sumut 2024 dipusatkan di halaman kantor bupati, Kompleks Perkantoran Suka Makmue, Rabu (28/8/2024). (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Aceh dan Sumatra Utara menjadi tuan rumah bersama untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan dilaksanakan pada tahun 2024. Dengan menyambut pembukaan akbar ini, tradisi kirab api PON kembali hadir dengan semangat yang membara.

Kirab api Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut telah dilaksanakan pada 27 Agustus 2024. Kirab api PON XXI mulai diarak dari keliling kota Sabang hingga ke 23 kabupaten/kota provinsi Aceh dan berakhir di Banda Aceh dengan kobaran api yang tetap menyala.

Kirab api PON bukan sekadar tradisi, tetapi juga menjadi simbol persatuan, antusiasme, dan semangat seluruh rakyat Indonesia dalam acara pesta olahraga ini. Obor api yang menyala ini melambangkan semangat kompetisi dan kebersamaan yang kuat.

Setiap tahun pembukaan PON di Indonesia terkenal dengan kirab api PON yang diarak mengelilingi wilayah tuan rumah PON. Namun, pelaksanaan kirab api PON ini ternyata baru dilakukan pada edisi PON ke VIII di Surabaya tahun 1969.

Sejarah kirab api PON

Sebelum adanya kirab api PON, pembukaan PON dilakukan dengan kirab bendera dan upacara pengibaran bendera yang menandai dimulainya kompetisi olahraga tingkat nasional di Indonesia.

Pelaksanaan kirab bendera dilakukan dengan berkeliling membawa bendera PON sampai tempat pembukaan PON. Setelah bendera PON sampai, upacara pengibaran bendera PON berlangsung dengan penuh makna yang dihadiri presiden, penjabat, para atlet, dan masyarakat wilayah tuan rumah PON.

Tradisi kirab bendera PON ini selalu dilaksanakan sejak PON ke-I di Surakarta tahun 1948 hingga keputusan pembukaan PON ke VII di Surabaya tahun 1969 yang akan diganti menjadi kirab api.

Sama halnya dengan kirab bendera, pada kirab api ini akan diarak dan dibawa keliling ke beberapa wilayah yang menjadi lokasi pelaksanaan PON dengan api tetap menyala. Api yang terdapat dalam obor api PON ini dipilih dari sumber api abadi alami.

Dipilihnya api abadi yang digunakan untuk kirab api PON karena api abadi tercipta ketika gas alam dilepaskan dari tanah bumi dan dinyalakan oleh api, sehingga menciptakan api yang tak pernah padam. Sehingga, kobaran api PON ini dimaknai sebagai simbol semangat rakyat Indonesia.

Pada PON ke VII tahun 1969, dimulainya pembukaan PON dengan tradisi kirab api ini. Sumber api PON disulut dari Jawa Timur, Desa Larangan Tokol, Tlanakan, Pamekasan, Pulau Madura yang terdapat kobaran api yang selalu menyala.

Kemudian, obor api diarak mulai dari Pamekasan, Bangkalan, dan Surabaya sepanjang jalan 97 KM. Api berhasil bertahan selama satu hari delapan jam sampai lokasi tujuan, kemudian obor api diserahkan kepada wali kota dan bupati wilayah.

Namun, saat PON ke VIII dan PON IX yang berlangsung di Jakarta, sumber api PON berasal dari sinar matahari di sekitar wilayah Monumen Nasional, yang terinspirasi dengan cara kirab api Olimpiade.

Saat PON ke X tahun 1981 di Jakarta, api PON kembali diambil dari sumber api alam yakni Api Abadi Mrapen dari Desa Manggarmas, Grobogan, Jawa Tengah.

Selama 11 hari obor api PON X dibawa dari Semarang, Demak, Kudus, Madiun, Ngawi, Sragen, dan Solo. Ketika di Solo, obor api diserahkan sementara selama semalam sebagai penghargaan terhadap kota pertama yang menjadi tuan rumah PON.

Selanjutnya, api kembali dibawa ke berbagai wilayah yaitu Klaten, Yogyakarta, Bantul, Ciamis, Bogor, dan akhirnya sampai di Jakarta.

Kirab api terus diadakan pada pembukaan PON setiap tahun nya. Saat PON ke XV di Surabaya, sumber api PON berasal dari api abadi Kayangan Api, Bojonegoro.

Kemudian, PON XVII di Samarinda, api PON mengambil dari api abadi Sungai Siring di Samarinda Utara.

Sedangkan api PON XX di Papua mengambil dari Klamono, Sorong, daerah yang menjadi lokasi minyak dan gas bumi yang pertama ditemukan di Papua tahun 1936.

Sejarah baru PON XXI menggelar pesta olahraga ini di dua wilayah yakni Aceh dan Sumut. Sumber api PON diambil dari belerang Gunung Merapi Jaboi, Sukayaja, Sabang.

Kirab api ini menambahkan esensi baru dalam upacara pembukaan PON yang memperkuat simbolis semangat juang dan persatuan bangsa.

Sejak saat itu, kirab api menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap penyelenggaraan pembukaan PON, menambah kemegahan dan makna dalam upacara pembukaannya.

Baca juga: Kirab api PON XXI Aceh-Sumut dimulai dari Pulau Weh Sabang

Baca juga: Pemkab Nagan Raya: Kirab obor PON simbol persatuan kesatuan bangsa

Baca juga: PSSI: Arena sepak bola PON di Aceh siap digunakan


Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Sumber: ANTARA