Tim polo air DKI Jakarta menegaskan dominasinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara dengan meraih kemenangan telak atas Sumatera Selatan (Sumsel) di Kolam Renang Selayang, Medan, Kamis.
Bermain mengesankan sepanjang empat kuarter, tim asuhan Luki Damapoli mengakhiri pertandingan dengan skor meyakinkan 30-0.
Kemenangan ini bukan hanya mengukuhkan posisi DKI Jakarta sebagai tim kuat, tetapi juga memperkuat ambisi mereka untuk merebut medali emas, setelah hanya menjadi runner-up pada PON 2021 Papua.
"Para pemain kami menunjukkan performa terbaik dalam segi strategi dan ketahanan fisik. Kami optimistis dapat meraih kejayaan kembali," kata Luki Damapoli usai pertandingan.
Kepercayaan diri tim DKI Jakarta, kata Luki, terlihat dari rekam jejak prestasi mereka dan persiapan matang sebelum bertanding.
Komposisi tim yang terdiri dari pemain berpengalaman dan muda berbakat turut memperkuat soliditas mereka di lapangan.
“Kami sudah mempelajari gaya permainan lawan serta strategi dari pertandingan sebelumnya. Kami yakin bisa menghadapi setiap tantangan,” tambahnya.
DKI Jakarta pun melanjutkan perjalanan mereka dengan tekad untuk meraih medali emas. “kami tidak meremehkan siapa pun, tapi kami juga tidak takut, Kami siap menghadapi tantangan yang ada,” ujar Luki.
DKI masih menyisakan dua pertandingan. Selanjutnya, DKI Jakarta akan menghadapi D.I Yogyakarta pada Jumat (6/9). Kemudian pada Minggu (8/9), mereka akan menghadapi juara bertahan Jawa Barat.
Sementara Sumatera Selatan akan menghadapi Jawa Barat pada Jumat (6/9) dan satu hari setelahnya melawan Jambi.
Baca juga: Polo air putra DIY makin percaya diri usai menang telak atas Sumsel
Baca juga: Polo air putra DKI buka laga pertama dengan kemenangan atas Jambi
Sementara Sumatera Selatan akan menghadapi Jawa Barat pada Jumat (6/9) dan satu hari setelahnya melawan Jambi.
Baca juga: Polo air putra DIY makin percaya diri usai menang telak atas Sumsel
Baca juga: Polo air putra DKI buka laga pertama dengan kemenangan atas Jambi
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
