Abdur Rahim mengungkapkan bahwa proses dirinya ditunjuk menjadi pasangan dari Abdur Rahim pada dua minggu menjelang gelaran PON Aceh-Sumut 2024.
"Waktu itu kami (pertama) latihan masih single di sini. Baru sekitar dua minggu lalu kami belajar double itu masih goyang, tapi ya puji Tuhan di terakhir ini kami dapat hasil yang memuaskan begitu bangga sekarang kami," kata Evans Monim kepada pewarta, Kamis.
Abdur Rahim mengatakan bahwa selama balapan 500 m tadi saling memberikan motivasi dengan Evans agar terus berjuang hingga titik darah penghabisan untuk bersaing dengan kontingen dari provinsi lain.
"Saling mendukung tadi di dalam perahu, saling-saling memberi semangat. Kita harus bisa walaupun provinsi lain udah bagus tapi kita harus bisa juga, orang itu bisa kenapa kita enggak bisa kan," ujar atlet yang memperoleh medali emas traditional boat race SEA Games 2021 nomor 500m 12 crew terbuka tersebut.
Buah dari kerja keras tersebut akhirnya mempersembahkan medali emas perdana dayung untuk tuan rumah Aceh usai Abdur/Evans menjadi yang tercepat dengan waktu 1 menit dan 47,5 detik. Sedangkan di posisi kedua diamankan oleh pasangan Sulawesi Utara lewat dua pedayung Sofiyanto dan Sahrul Gunawan yang amankan perak usai finis dengan selisih waktu 0,492 detik dari Abdur/Evans. Podium terakhir diraih oleh Jawa Barat lewat pasangan Ikballana Ikhsan dan Rudiansyah yang finis dengan selisih waktu 2 detik.
"Sangat bahagia sekali buat Aceh dan tuan rumah kami sumbang yang terbaik buat tuan rumah ini terbaik sudah," ujar Evans Monim.
Ke depannya Abdur/Evans dapat tampil maksimal di tujuh nomor tersisa yang diikuti oleh kontingen Aceh dengan menyumbangkan medali dan menembus target yang dicanangkan oleh PODSI Aceh yang mematok dua medali emas.
"Semoga kami maksimal karena ada sekitar tujuh nomor lagi semoga lebih banyak lagi nyumbang medali emas untuk Aceh dan tim dayungnya," ujar Abdur.
Baca juga: Dayung - Abdur Rahim dan Evans Monim antarkan Aceh raih emas perdana
Baca juga: Stevani persembahkan medali emas untuk sang buah hati
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).