"Iya tadi tertinggi (kelas aerobik), sudah emas," kata Pelatih Muaythai Aceh, Sarwan, di Banda Aceh, Jumat.
Berdasarkan hasil penilaian juri, atlet Aceh Irfandi, Canka dan Zulfahmi berhasil mengantongi skor 8,7 dan disusul Jawa Timur dengan skor 8,6, serta Papua Tengah yang memperoleh skor 7,6.
Sarwan bersyukur atas hasil tersebut sekaligus menjadi medali emas pertama bagi Aceh dari cabang olahraga muaythai.
Untuk kelas aerobik ini, kata dia, persiapan mereka hingga meraih emas tidak dalam waktu lama, hanya sekitar tiga bulan saja. Berbeda dengan kelas tarung yang sampai satu tahun.
Sebagai informasi, untuk kelas aerobik putri Aceh sudah dipastikan gagal meraih medali karena hanya mengoleksi skor 6,8. Kelas tersebut dimenangkan Jawa Timur dengan nilai 7,8.
Termasuk kelas muay baron putri, Aceh hanya memperoleh nilai 6,6. Nilai tertinggi dari kelas ini diperoleh Jawa Timur sebesar 9,5, lalu Papua Tengah 8,6 dan Jawa Barat 7,4.
Aceh, lanjut Sarwan, masih berpotensi mendapatkan medali dari kelas muay baron putra yang dipertandingkan Kamis (5/9) sore, tetapi sampai hari ini nilainya belum diumumkan.
"Kemarin (baron putra) kemungkinan besar kita dapat medali, tapi belum diumumkan. Karena jika melihat dari penampilan, kita yang terbaik. Kalau nanti tidak dapat medali kita akan banding, anak-anak kita tampil cukup baik," demikian Sarwan.
Baca juga: Ketua Umum PB Muaythai yakin Jatim juara umum muaythai PON 2024
Baca juga: Menpora ajak atlet Muaythai tingkatkan target jadi juara Internasional
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).