Harapan tersebut dia utarakan mengingat beberapa venue olahraga di Aceh telah mengikuti taraf nasional dan internasional seperti venue panjat tebing, angkat besi, anggar, basket, dan sebagainya.
“Nanti kita akan berkolaborasi dengan cabang-cabang olahraga, agar setelah PON ini (venue) tidak berhenti menjadi aset mati tapi akan digunakan lagi untuk event-event internasional, baik single event maupun multi-event,” kata Safrizal di Banda Aceh, Sabtu.
Safrizal mengatakan, pihaknya akan mencoba untuk berkomunikasi dengan pengurus cabang olahraga nasional agar nantinya bisa membuat event di Aceh setelah PON XXI. Hal ini juga mengingat Aceh telah memiliki pengalaman menjadi tuan rumah untuk event besar seperti PON saat ini.
Adapun penyelenggaraan PON XXI sendiri, ujar dia, membawa dampak ekonomi bagi pemerintah setempat. Safrizal mencatat, ekonomi Aceh mulai menggeliat yang ditandai dengan tingkat okupansi hotel yang penuh serta diiringi dengan peningkatan di sektor konsumsi.
“Sektor UMKM, barang-barang kreasi masyarakat bisa terus dikembangkan. Kemudian juga di tempat-tempat wisata, kita benahi sehingga enak untuk dikunjungi. Wisata religi seperti masjid-masjid juga kita bersihkan, sehingga ciri khas masyarakat kita yang Islami bisa kita tonjolkan,” kata Safrizal.
PON XXI secara resmi akan digelar pada 9-20 September 2024 dengan mempertandingkan sebanyak 65 cabang olahraga yang melibatkan hampir 13.000 atlet. Pada Senin (9/9), PON XXI akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
PON menjadi ajang olahraga terbesar di Indonesia yang diselenggarakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setiap 4 tahun sekali. Pada edisi kali ini, untuk pertama kalinya PON melibatkan dua provinsi sekaligus sebagai tuan rumah penyelenggara.
Baca juga: Papua siap ladeni siapa pun di grand final sofbol putri PON 2024
Baca juga: Jawa Barat tantang DKI Jakarta di final futsal putri PON 2024
Baca juga: Muaythai - Abdul Muis tumbangkan peraih medali emas PON Papua
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).