“Tidak. Tidak kebayang (memenangi medali emas). Cuma mungkin aku agak salah ya tadi tuh dari pagi tuh mikirnya negatif terus, bagaimana kalau gagal, padahal mestinya kita mikir bagaimana kalau berhasil. Tapi alhamdulillah bisa melawan pas di pemanasan. Melawan diri sendiri,” kata Dewani kepada Antara.
Dewani yang baru pertama kali mengikuti PON itu memaparkan bahwa dirinya juga mengalami tekanan karena ekspektasi banyak orang.
“Wah pressure banget soalnya apalagi kan sampai semalam gak bisa tidur, takut, orang-orang kan ngarepinnya ayo bisa, ini, itu, agak berat, tapi alhamdulillah bisa mencapai target,” tuturnya.
Atlet 18 tahun itu sempat mencoba untuk memecahkan rekor PON dengan mengangkat beban seberat 121 pada angkatan clean and jerk ketiganya, sayangnya ia gagal dalam percobaan angkatan itu.
“Alhamdulillah memuaskan tadi ya sesuai harapan aku kan aku juga sudah pelatda dari bulan Januari, sudah sembilan bulan gitu di Pelatda. Cuma tadi kan rencananya insya Allah pengen mecahin rekor nasional 120 jadi 121 cuma meleset sedikit di jerknya gagal. Mungkin lain waktu,” tutur atlet binaan Kota Bogor itu.
Setelah memenangi medali emas PON, Dewani bersiap menatap ajang-ajang berikutnya. Menurut Dewani, ajang terdekat yang akan diikutinya adalah seleksi nasional untuk SEA Games 2025.
“Persaingannya sama yang itu tadi, sama yang perak (Nadita Aprilia), sama yang perunggu (Melinda Gusti). Mungkin kami bertiga. Kebetulan aku naik kelas tadinya 71 (kilogram) di BK (Babak Kualifikasi), sekarang 76 (kilogram), jadi baru pertama kali aku ketemu mereka,” tutup Dewani.
Baca juga: Angkat besi-Dewani jadi pemenang medali emas kelas 76 kilogram putri
Baca juga: Angkat besi - PABSI puji fasilitas di GOR Seramoe Banda Aceh
Baca juga: Shafira pernah geluti rugby sebelum kembali ke angkat besi
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).