Dalan ajang yang berlangsung di Martial Arts Arena, Kompleks Sumut Sport Center, Deli Serdang, Sumut, Minggu, itu Aceh tampil selama 42 detik. Tim tanah rencong sempat melakukan dua kesalahan yakni satu pijakan bergeser dan harus mendapat tambahan waktu 10 detik sehingga nilai akhir yang diperoleh 52 detik.
Sementara itu, Jawa Timur harus puas di posisi kedua atau memperoleh perak karena mendapat waktu 54 detik. Provinsi tersebut awalnya tampil dengan waktu 44 detik. Namun, Jatim melakukan dua kali kesalahan yakni dua pijakan bergeser sehingga ditambah waktu 10 detik, sehingga provinsi ini mendapat waktu akhir 54 detik atau selisih dua poin dengan Aceh.
Sementara itu, juara ketiga diraih secara bersama oleh Provinsi Riau dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah.
Ketua Kontingen Aceh sekaligus Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Aceh Bachtiar Hasan mengatakan bahwa perolehan emas tersebut merupakan medali emas kedua yang didapatkan setelah sempat meraih emas di cabang olahraga nomor pakingsai kecepatan.
"Ini merupakan target KONI pada barongsai, dua medali emas, dan ini adalah merupakan yang terbaik dipersembahkan oleh anak-anak kita. Kesiapan mereka memang sudah cukup matang," kata Bachtiar.
Agung Ramadhan Hidayat atlet barongsai Aceh mengaku bangga bisa menorehkan prestasi gemilang dengan mendapatkan medali emas.
"Bangga sekali sudah pasti mendapatkan emas. Ini buah selama Pelatda setiap hari. Sempat capek tapi tetap semangat," kata Agung.
Agung mengaku akan terus menggeluti barongsai hingga bisa tampil di ajang internasional.
Sementara itu, Jeriko Abadi Putra atlet barongsai Aceh juga mengaku sangat bangga bisa menorehkan prestasi untuk Provinsi Aceh.
Ia mengaku Jeriko, prestasi tersebut berkat latihan yang selama ini dilakukan dan dukungan dari pelatih hingga berbagai pihak lainnya seperti KONI termasuk orang tua dan kerabat.
"Saya cukup bangga bisa membawa emas untuk Provinsi Aceh, ini bukan usaha sendiri juga tapi juga berkat ada dukungan kawan-kawan, latihan bersama, dukungan dari KONI, lingkungan orang tua, dan berkat Tuhan juga," kata Jeriko.
Meski begitu, Jeriko mengaku bahwa ajang tersebut akan menjadi debut terakhir karena dia berencana menjadi pelatih barongsai.
"Saya sudah selesai kuliah, saat ini sibuk bantu toko usaha orang tua. Mungkin yang ini pertandingan terakhir, jadi setelah ini mungkin di barongsai sebagai pelatih," kata Jeriko.
Baca juga: Jatim dan Aceh berebut emas di final Barongsai Ketangkasan
Baca juga: Jatim sabet emas usai catat waktu 19 detik di Barongsai Kecepatan
Baca juga: Round Up - Penggung emas angkat besi hingga aerobik
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Dadan Ramdani
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).