"Iya, yang kemarin ini yang jatuh pernah juara dunia FOBI (Federasi Olahraga Barongsai Indonesia)," kata Pelatih barongsai Sumbar Reinaldo dihubungi ANTARA di Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu.
Reinaldo menyampaikan bahwa anak didiknya yang berjumlah delapan orang sangat terpukul atas insiden yang dialami salah satu atlet yakni pemain belakang barongsai yang terjatuh saat tampil di nomor Barogsai Taolu Bebas. Meski sempat terjatuh, saat itu atlet tersebut tetap kembali melanjutkan pertunjukannya.
"Mungkin nasib yang kurang beruntung. Kalau permainan kemarin itu bukannya kita tidak bagus cuma lantaran mungkin nasib baik belum berpihak kepada kita," ujarnya.
Dia mengaku selama di Medan, anak didiknya dalam proses latihan setiap hari tidak pernah mengalami kendala apapun. Hanya saja bagi dia, insiden itu bukti keberuntungan yang tidak berpihak kepada timnya. Karena selama latihan, para atlet barongsai baik pemain depan maupun belakang dalam kondisi yang baik tanpa ada kendala.
"Kalau penyebabnya terjatuh kita nggak bisa bilang, kalau penyebab utama mungkin kurang teliti, paling ke faktor X, faktor X kemungkinan bisa terjadi semuanya, misalnya terjatuh, itu semua bisa terjadi," terang Reinaldo.
lebih lanjut Reinaldo mengaku bahwa terjatuhnya atlet belakang tersebut bukan karena tim yang tidak siap, namun dia meyakini bahwa insiden tersebut terjadi lantaran timnya yang kurang beruntung.
"Itu atlet yang turun itu masih tetap atlet yang sama, orang sama, yang pernah juara di FOBI," jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa para atlet juga mengaku sangat kecewa dari kejadian tersebut. Akibat insiden yang terjadi, pemain belakang barongsai Sumbar mengalami luka goresan sepanjang kurang lebih 15 cm, di bagian tulang kering kaki kanan.
"Kalau dari atlet pasti kecewa sekali, karena padahal kami itu sudah dipastikan untuk mendapatkan gelar emas, kecewa kecewa sekali kami, karena kami enggak menyangka bisa kejadian begitu," tambahnya.
Saat kejadian, lanjut Reinaldo, atlet barongsai Sumbar yang satu tim delapan orang meluapkan kesedihanya dengan menangis.
"Karena enggak kenyangka bisa terjadi seperti itu. Apalagi kami latihan bukannya asal asalan saja, kami dua bulan terakhir sebelum PON XXI ini kami latihan setiap hari tanpa ada setop," kata Reinaldo.
Meski begitu, Reinaldo memotivasi anak didiknya untuk tidak menyerah dan tetap semangat karena masih banyak ajang lainnya yang bisa untuk diikuti.
Baca juga: Dua atlet Kaltara puas kantongi medali emas-perunggu barongsai
Sebelumnya Sumbar tampil dalam nomor Barongsai Taolu Bebas PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara yang dilaksanakan di Martial Arts Arena, Kompleks Sumut Sport Center, Deli Serdang, Sumut, Sabtu (7/9).
Sumbar menampilkan 19 kali tingkat kesulitan. Namun melakukan satu kesalahan berat yakni terjatuh dari tonggak sehingga mendapatkan pemotongan nilai 1. Sehingga nilai akhir yang didapatkan yakni 8,15.
Sementara itu, juara pertama atau peraih medali emas yakni Kalimantan Utara (Kaltara) usai memperoleh nilai tertinggi yakni 9,17. Provinsi ini tampil dengan 17 kali tingkat kesulitan tanpa melakukan kesalahan hingga akhir laga.
Sedangkan di posisi kedua atau peraih medali perak diraih oleh Kalimantan Selatan (Kalsel). Provinsi ini selisih dua poin dengan Kaltara, yakni 9,15. Atlet Barongsai Kalsel tampil dengan 17 kali tingkat kesulitan yang juga tanpa melakukan kesalahan.
Sementara itu, di posisi ketiga atau peraih medali perunggu diraih oleh Provinsi Aceh dengan nilai akhir 8,92. Aceh tampil dengan 15 kali tingkat kesulitan.
Baca juga: Sumbar kena diskualifikasi di nomor Barongsai Kecepatan PON XXI
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).