"Kami menyampaikan protes bukan untuk menghalalkan segala cara untuk menang, dalam kompetisi beladiri yang melanggar harus diberi sanksi dan ini malah tidak," kata pelatih muaythai Jawa Tengah Yusuf Susilo di Banda Aceh, Senin.
Ia mengatakan atletnya terluka di bagian kemaluan akibat tendangan atlet Banten sehingga tidak dapat melanjutkan pertandingan.
Menurut dia harusnya yang dilanggar dan tidak dapat melanjutkan pertandingan yang dimenangkan oleh dewan juri.
Baca juga: 19 atlet di 10 nomor pastikan tiket final muaythai
Namun dewan juri mengumumkan mereka memenangkan atlet Banten karena menilai faktor tidak sengaja dari atlet Banten.
"Dari mana mereka melihat itu tidak sengaja. Semua keputusan harus jelas dan kami lakukan protes," kata dia.
Selain itu menurut dokter, ada luka di bagian kemaluan atlet karena ditendang atlet Banten dalam laga ke-103 cabang olahraga muaythai yang merupakan partai semifinal pertandingan nomor elite kelas 60 Kg PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Bale Meuseuraya Aceh (BMA) Kota Banda Aceh.
"Jika atlet kami menang pun luka itu akan berdampak pada performa dan mental dia bertanding," kata dia
Baca juga: TD: Pertandingan muaythai tetap berjalan di hari Pembukaan PON 2024
Pertandingan tersebut terhenti di ronde kedua Dwi Sukarno di sudut merah dan Irvan Aji di sudut biru karena Irvan terjatuh dan tak mampu bangkit setelah Dwi Sukarno menendang telak ke arah selangkangan.
Wasit menghentikan pertandingan dan memberikan kesempatan tim dokter memeriksa serta meminta pendapat dewan juri.
Akhirnya dewan juri memutuskan atlet Banten Dwi Sukarno dinyatakan menang dalam laga tersebut dan ofisial Jawa Tengah mendatangi meja dewan juri dan menyampaikan protes secara langsung.
Baca juga: Tiga sekawan persembahkan medali emas muaythai untuk tuan rumah
Baca juga: Perdana ikut PON, kakak adik ini raih medali emas kelas seni muaythai
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).