Peboling dari tim Jawa Timur Shinta Ceysaria Yunita mengatakan bahwa aura pertandingan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, lebih menegangkan dibandingkan ajang lain yang pernah diikutinya.
Ia membeberkan, setiap laga di PON teras lebih berat karena harus melawan rekan satu provinsi atau di tim nasional, sehingga tekanan mental lebih terasa untuk melakukan lemparan dalam setiap gim yang dilakoni.
"Memang dibandingkan dengan yang lain, walaupun ada SEA Games, Asian Games, tetapi PON itu vibes (atmosfer) berbeda dan lebih meriah, karena ini 'kan orang Indonesia semua, yang biasa teman harus jadi saingan, jadi ya terasa beda," kata Shinta usai meraih medali emas dalam cabang olahraga boling nomor tunggal putri di GOR Bowling Hj Rayati Syafrin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin.
Lebih lanjut dia membeberkan, boling merupakan salah satu olahraga yang kompetitif, sehingga siapa pun bisa saja menjadi juara meski sebelumnya berprestasi luar biasa di ajang lain.
"Ini PON pertama bagi saya dan tentunya bersyukur bisa meraih prestasi ini," ujar peraih perunggu nomor beregu atau team of four SEA Games Vietnam 2021 itu.
Shinta mengungkapkan, perjuangan meraih emas dari nomor itu berkat usaha dukungan dari pelatih dan rekan setim.
Atlet berumur 29 tahun itu hanya berusaha untuk mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh pelatih saat bermain.
Salah satu kunci kemenangan, lanjut Shinta, adalah menjaga fokus bermain dan tidak mempedulikan kondisi sekitar, sehingga semuanya hanya tertuju pada pengaturan nafas untuk konsentrasi.
Ia berharap, semoga prestasi emas itu akan berlanjut di ajang nasional dan internasional lainnya.
Ia membeberkan, setiap laga di PON teras lebih berat karena harus melawan rekan satu provinsi atau di tim nasional, sehingga tekanan mental lebih terasa untuk melakukan lemparan dalam setiap gim yang dilakoni.
"Memang dibandingkan dengan yang lain, walaupun ada SEA Games, Asian Games, tetapi PON itu vibes (atmosfer) berbeda dan lebih meriah, karena ini 'kan orang Indonesia semua, yang biasa teman harus jadi saingan, jadi ya terasa beda," kata Shinta usai meraih medali emas dalam cabang olahraga boling nomor tunggal putri di GOR Bowling Hj Rayati Syafrin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin.
Lebih lanjut dia membeberkan, boling merupakan salah satu olahraga yang kompetitif, sehingga siapa pun bisa saja menjadi juara meski sebelumnya berprestasi luar biasa di ajang lain.
"Ini PON pertama bagi saya dan tentunya bersyukur bisa meraih prestasi ini," ujar peraih perunggu nomor beregu atau team of four SEA Games Vietnam 2021 itu.
Shinta mengungkapkan, perjuangan meraih emas dari nomor itu berkat usaha dukungan dari pelatih dan rekan setim.
Atlet berumur 29 tahun itu hanya berusaha untuk mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh pelatih saat bermain.
Salah satu kunci kemenangan, lanjut Shinta, adalah menjaga fokus bermain dan tidak mempedulikan kondisi sekitar, sehingga semuanya hanya tertuju pada pengaturan nafas untuk konsentrasi.
Ia berharap, semoga prestasi emas itu akan berlanjut di ajang nasional dan internasional lainnya.
Shinta Ceysaria Yunita menjadi atlet pertama yang menyumbang medali emas dari cabang olahraga boling melalui nomor tunggal putri untuk tim Jawa Timur, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Dalam pertandingan final, Shinta mengalahkan wakil dari tuan rumah Sumatera Utara (Sumut) Nadia Pramanik Nuramalina melalui pertandingan penentu atau gim ketiga.
Dengan format laga best of three, Shinta membukukan 194, 193, dan 214 poin dari masing-masing gim pertama sampai ketiga.
Sedangkan Nadia, mencatatkan 164, 216, dan 195 poin dari gim awal sampai akhir.
Pada laga semifinal, Shinta juga menundukkan rekan setim, yakni Tannya Roumimper. Bahkan, kemenangan itu diraih dari dua gim langsung, sehingga Shinta bisa melaju ke final.
Baca juga: Boling - Adhiguna ingin pakai uang bonus untuk apresiasi rekan setim
Baca juga: Boling - Adhiguna: Meski raih emas, laga semifinal dan final berat
Baca juga: Boling - Adhiguna sumbang emas pertama untuk Jabar lewat tunggal putra
Dalam pertandingan final, Shinta mengalahkan wakil dari tuan rumah Sumatera Utara (Sumut) Nadia Pramanik Nuramalina melalui pertandingan penentu atau gim ketiga.
Dengan format laga best of three, Shinta membukukan 194, 193, dan 214 poin dari masing-masing gim pertama sampai ketiga.
Sedangkan Nadia, mencatatkan 164, 216, dan 195 poin dari gim awal sampai akhir.
Pada laga semifinal, Shinta juga menundukkan rekan setim, yakni Tannya Roumimper. Bahkan, kemenangan itu diraih dari dua gim langsung, sehingga Shinta bisa melaju ke final.
Baca juga: Boling - Adhiguna ingin pakai uang bonus untuk apresiasi rekan setim
Baca juga: Boling - Adhiguna: Meski raih emas, laga semifinal dan final berat
Baca juga: Boling - Adhiguna sumbang emas pertama untuk Jabar lewat tunggal putra
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Alviansyah Pasaribu
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).