Syair yang dibacakan oleh siswa SMPN 2 Sigli Kabupaten Pidie, Aceh M Zikir Aulia itu sebagai tanda menyampaikan tradisi persaudaraan yang dibangun oleh masyarakat Aceh terhadap tamu di tanah rencong.
Bacaannya dengan irama khas Aceh yang dibalut suara merdu, M Zikir mampu membuat masyarakat yang hadir di pembukaan terkesima.
Syair adat Peumulia Jamee atau salam menyambut tamu tersebut menceritakan tentang keindahan alam dan keramahan masyarakat Aceh terhadap pendatang.
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, makna dari syair tersebut lebih kurang seperti ini:
"Assalamualaikum, salam mulia kepada tamu yang sudah tiba, kami memberikan rasa hormat kepada semua, karena sudah melangkah ke ke Aceh, lihatlah keindahan alam Aceh mulia.
Ini Aceh, lihat lah laut yang luas tempat mencari rezeki, sawah tanam padi terbentang luas, tanaman rempahnya di ladang.
Tamu yang datang, singgah semuanya, lihat indahnya apa yang ada. Memuliakan tamu itu adat orang Aceh. Budaya negeri, Aceh Mulia."
Baca juga: Upacara pembukaan PON Aceh-Sumut 2024 berlangsung meriah
Baca juga: Presiden buka PON XXI Aceh-Sumut 2024 dan sampaikan "teurimong gaseh"
PON 2024 menandai kali pertama pentas olahraga multi-event nasional tersebut dilangsungkan di dua provinsi secara bersamaan, yakni Aceh dan Sumatera Utara.
Sebanyak 65 cabang olahraga, 87 disiplin, dan 1.042 nomor pertandingan digelar di 20 kabupaten/kota di Aceh dan Sumatera Utara dalam ajang kompetisi yang sekaligus menjadi panggung unjuk hasil pembinaan prestasi olahraga daerah.
Empat daerah otonom baru (DOB) yakni Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan melakoni debut mereka di PON, yang juga turut diikuti kontingen Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sedikitnya 13.000 atlet bersaing menjadi yang terbaik hingga upacara penutupan dalam pesta olahraga nasional yang dijadwalkan berlangsung pada 20 September 2024.
Baca juga: Ketum KONI optimistis PON XXI capai empat sukses meski sarat tantangan
Baca juga: Para atlet legendaris Sumut estafet nyalakan api kaldron buka PON 2024
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Gilang Galiartha
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).