“Perasaannya biasa saja. Sudah siap dari pertandingan-pertandingan lain, jadi rasanya normal saja,” kata dia ketika ditemui usai pertandingan di Lapangan Tenis Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Selasa.
Petenis kelahiran 1997 itu mengatakan, sebelum datang ke PON XXI, ia baru saja menyelesaikan turnamen internasional Amman Mineral Men's World Tennis Championship di Bali. Pertarungan dalam ajang berlevel ITF M25 itu membantunya bermain dengan santai.
“Kondisi saya sangat ready (siap) karena pertandingan ITF itu untuk persiapan PON ini, jadi kondisi fisiknya dan mentalnya sudah lebih siap,” ucapnya.
Meski demikian, ia beberapa kali gagal menerima lemparan bola dari lawannya pada awal set pertama. Ia mengungkapkan, kegagalan itu karena dirinya masih mencari ritme bermain.
“Mungkin karena suasananya beda dari pertama kali main, jadi pasti pertama, cari ritme dulu. Namun, setelah dua dan tiga kali permainan, sudah lebih enak, sudah lebih normal karena menemukan ritme,” ucapnya.
Terkait target capaian medali, Anthony berharap dapat membawa pulang medali emas dari PON XXI.
“Ini ketiga kalinya saya ikut PON, setelah Bandung dan Papua. Pastinya goal-nya adalah emas,” katanya.
Pada partai tunggal pertama nomor beregu putra.
Anthony berhadapan dengan petenis Sulawesi Selatan, Muhammad Azwar Haslip.
Pada awal set, keduanya bermain dengan sengit dan saling mengejar poin. Namun, kekuatan Anthony dalam menangkis bola-bola yang datang kepadanya, membuat Azwar tidak berkutik. Hasilnya, pada set pertama, Anthony unggul 6-2 atas Azwar.
Pada set kedua, Anthony kembali mengeluarkan kemampuannya secara maksimal. Azwar pun harus kembali mengakui kemenangan Anthony lewat skor 0-6. Dengan demikian, Anthony sukses menyumbangkan skor bagi beregu putra Jawa Timur dalam babak penyisihan pool itu.
Baca juga: Sulsel targetkan semifinal tenis beregu putri
Baca juga: Jadwal tenis beregu PON XXI yang tanding perdana
Baca juga: Sulsel targetkan semifinal tenis beregu putri
Baca juga: Jadwal tenis beregu PON XXI yang tanding perdana
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).