ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Muaythai - Papua tempatkan empat atlet di partai final PON XXI

Muaythai - Papua tempatkan empat atlet di partai final PON XXI

10 September 2024 14:15 WIB
Muaythai - Papua tempatkan empat atlet di partai final PON XXI
Suasana Gedung Bale Meuseuraya Aceh (BMA) jelang pertandingan final cabang olahraga muaythai di Banda Aceh, Selasa (10/9/2024).ANTARA/Mario Sofia Nasution
Banda Aceh (ANTARA) - Provinsi Papua menempatkan empat atlet dari 18 nomor yang dipertandingkan di partai final cabang olahraga muaythai Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut di Bale Meuseuraya Aceh, Selasa.

Empat atlet Papua akan bertarung di sejumlah nomor kelas Putra untuk berusaha meraih medali emas di ajang multi iven nasional tahun ini.

Pertama, Muhammad Bayan yang berhadapan dengan wakil Jawa Timur Galih Bangkit di final nomor pertandingan elite kelas 48 Kg Putra.

Kedua Rachmat Rizal Gazali yang berhadapan di partai puncak dengan Agung Wahyudi dari Jawa Timur di nomor elite 60 Kg Putra.

Ketiga Lambert Silvester yang akan melawan wakil Nusa Tenggara Barat Ardiansyah di nomor pertandingan elite kelas 67 Kg Putra.

Keempat ada Oskar Silver akan bertemu wakil Jawa Tengah Jalu Aji Suseno di nomor elite kelas 71 Kg Putra.

Papua sendiri merupakan juara umum cabang olahraga muaythai di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 dengan 6 medali emas, 4 medali perak dan 3 medali perunggu.

Baca juga: Jawa Timur dominasi finalis nomor laga muaythai

Sementara itu Jawa Barat juga berhasil menempatkan enam atlet yang akan bertarung di partai final cabang olahraga muaythai.

Keenam atlet adalah Syakira Intan di nomor U23 kelas 43 Kg Putri, Sarah Avilia dari nomor elite 48 Kg Putri, Muhammad Redho dari nomor elite kelas 51 Kg Putra.

Kemudian Adisty Gracelia Lolaroh di nomor elite 57 Kg Putri, Hanok Demonsial yang berlaga di nomor elite kelas 57 Kg Putra dan Indra Surya Onggeng di nomor elite 63 Kg Putra.

Baca juga: Atlet Jawa Tengah dibawa ke rumah sakit usai terkena tendangan lawan

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA