"Ada 22 nomor yang dipertandingkan pada PON kali ini sehingga akan ada 22 juara yang akan dikirim untuk kejuaraan di Abu Dhabi pada Desember," ujar Dahliana kepada ANTARA di GOR Veteran, Medan, Selasa.
Ia menjelaskan, keikutsertaan atlet dalam kejuaraan di wilayah Timur Tengah itu menjadi bagian dari upaya promosi pencak silat sebagai seni bela diri tradisional milik Indonesia ke seluruh dunia.
Tujuan utama, kata dia, agar suatu saat pencak silat bisa menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam kompetisi olahraga tertinggi dunia, Olimpiade.
Dahliana menjelaskan, jumlah atlet yang dikirim akan disesuaikan lagi dengan kebutuhan dalam kejuaraan tersebut jika ada penambahan nomor.
"Biasanya ditambah karena ada atlet yang tubuhnya besar sehingga ada kelas bebas, kelas master," ujarnya.
Baca juga: PB PON: Kehadiran 32 kontingen pertegas pencak silat milik Indonesia
Dahliana menambahkan, antusiasme atlet pencak silat pada PON kali ini cukup banyak mencapai 300 lebih dari 32 provinsi sehingga ia berharap akan lahir bakat-bakat muda atlet berprestasi yang ke depan dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Para juara yang dikirim akan diketahui setelah laga final pada 22 nomor pencak silat yang dilombakan terdiri dari 13 nomor yang dimainkan putra yaitu tanding kelas A: +45--50 kg, tanding kelas B: +50--55 kg, tanding kelas C: +55--60 kg, tanding kelas D: +60--65 kg.
Tanding kelas E: +65--70 kg, tanding kelas F: +70--75 kg, tanding kelas G: +75--80 kg, tanding--kelas H: +80--85 kg, tanding kelas I: +85--90 kg, tanding kelas J: +90--95 kg, seni tunggal, seni ganda, seni beregu.
Sedangkan nomor yang dimainkan putri yaitu tanding kelas A: +45--50 kg, tanding kelas B: +50--55 kg, tanding kelas C: +55--60 kg, tanding kelas D: +60--65 kg, tanding kelas E: +65--70 kg, tanding kelas F: +70-75 kg, seni tunggal seni ganda, dan seni beregu.
Baca juga: Prabowo ingin pencak silat masuk Olimpiade
Baca juga: Sumut sediakan 1.307 unit kendaraan bagi kontingen PON 2024
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).