Pada pertandingan terakhir di Grup A tersebut, Sulsel memiliki peluang lolos ke delapan besar apabila mampu mengalahkan Banten karena sebelumnya memiliki satu poin atau sama dengan Jawa Barat di posisi kedua klasemen Grup A, sedangkan Banten nol poin.
Namun, kemenangan Banten tersebut membuyarkan harapan Sulsel sehingga dua tim di papan teratas klasemen Grup A, yaitu Aceh dan Jawa Barat dipastikan melaju ke babak selanjutnya meskipun mereka baru akan memainkan pertandingan terakhir malam ini.
Pertandingan terakhir fase grup antara Aceh dan Jawa Barat malam ini praktis hanya untuk menentukan juara Grup A.
Sementara itu, laga Sulsel versus Banten berlangsung dramatis karena Sulsel bermain dengan beban wajib menang. Namun, Banten yang bermain lepas karena sudah dipastikan tidak lolos delapan besar sejak awal justru memenangkan pertandingan dan menutup peluang Sulsel lolos.
Kedua tim sama-sama bermain agresif dan saling jual beli serangan, tetapi tidak satu pun bola yang bersarang ke dalam gawang.
Sulsel seharusnya bisa mengubah papan skor di masa injury time babak pertama lewat peluang serangan balik cepat. Namun, sepakan Muh Redzuan Fachgi hanya menyentuh jaring luar gawang. Skor 0-0 bertahan hingga turun minum.
Baca juga: Hasil sepak bola putra: NTT dan Kalsel pastikan diri ke 8 besar
Di babak kedua, Banten yang tampil percaya diri lebih menguasai jalannya pertandingan, tetapi sangat sedikit memperoleh peluang yang dapat membahayakan lawan.
Sebaliknya, Sulsel yang lebih banyak mendapatkan peluang, lagi-lagi tidak satu pun kesempatan mereka mampu mengubah papan skor.
Di menit ke-70, Banten akhirnya mampu mengubah keadaan lewat gol dari sepakan menipu Dafiq Firdaus ke arah kanan gawang.
Tertinggal satu angka, Sulsel mencoba mengejar ketertinggalan, tetapi sayang pertahanan Banten cukup kokoh untuk dipatahkan. Skor 1-0 untuk Banten bertahan hingga pertandingan usai.
Baca juga: Tim sepak bola putri PON Babel kalahkan Sumut 2-0
Baca juga: Papua Pegunungan ke semifinal sepak bola putri PON 2024
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).