Hapkido baru pertama kali dipertandingkan di level PON pada PON tahun ini. Pada PON XX Papua 2021, hapkido baru dipertandingkan sebagai olahraga eksibisi.
Pada laga final daeryun (tarung) kelas 62-72 kilogram putri yang berlangsung di GOR KONI, Banda Aceh, Glorya sukses mengatasi perlawanan atlet Sumatera Utara Ledy Devega Sagala, dengan skor 6-4.
Ia menyatakan cukup puas dengan penampilannya di PON kali ini, dan menyebut bahwa pertarungannya berjalan sesuai rencana sebelumnya.
“Sesuai. Sesuai ekspektasi (jalannya pertarungan),” kata Gloriya kepada Antara.
Salah satu titik penting pada pertarungan melawan Ledy di final adalah tendangannya yang masuk ke tubuh sang lawan. Gloriya menyebut bahwa hal itu terjadi karena refleks semata.
“Tidak. Tidak direncanakan. Itu mengalir saja seperti itu,” tuturnya.
Gloriya menyatakan bahwa persiapannya cukup mepet untuk dapat berlaga di PON Aceh-Sumut. Total, perempuan 19 tahun itu hanya menghabiskan waktu sekira delapan bulan untuk berlatih intensif.
Hapkido belum dipertandingkan di ajang yang multi cabang lebih tinggi seperti SEA Games atau Asian Games. Meski demikian, perempuan kelahiran Tondano itu menegaskan dirinya akan tetap berlatih untuk dapat mengejar prestasi yang lebih tinggi lagi.
Cabang olahraga hapkido masih akan memainkan beberapa nomor pertarungan dan seni lagi pada PON Aceh-Sumut 2024 sampai Kamis (12/9) mendatang.
Baca juga: Hapkido-Empat tim raih emas pada hari pertama pertandingan hapkido
Baca juga: Tim hapkido Indonesia raih hasil positif pada kejuaraan dunia di Seoul
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Teguh Handoko
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).