RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Jelang Pembukaan PON, Pengunjung Museum Tsunami Aceh Meningkat

Jelang Pembukaan PON, Pengunjung Museum Tsunami Aceh Meningkat

8 September 2024 10:10 WIB
Jelang Pembukaan PON, Pengunjung Museum Tsunami Aceh Meningkat
Menjelang pembukaan PON 2024 yang akan berlangsung di Provinsi Aceh pada 9 September 2024, kunjungan wisawatan ke Museum Tsunami Aceh meningkat. (Foto: Dok. Kemdagri).

KBRN, Banda Aceh: Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumatera Utara (Sumut) tak hanya menarik perhatian dunia olahraga, tapi juga meningkatkan jumlah kunjungan dan pengunjung wisatawan. Menjelang pembukaan PON 2024 yang akan berlangsung di Provinsi Aceh pada 9 September 2024, kunjungan wisawatan ke Museum Tsunami Aceh meningkat. 

Destinasi ini menjadi salah satu daya tarik bagi para atlet, ofisial, serta wisatawan yang datang dari berbagai daerah. Staf Edukasi dan Preparasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Tsunami Aceh Muhammad Idal Bahri mengakui, gelaran PON 2024 berdampak terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan ke museum. 

"Bila pada hari biasa pengunjung hanya sekitar 1.000 hingga 2.000, tapi menjelang pembukaan PON 2024 jumlahnya mampu mencapai 3.000. Apalagi kemudian di hari libur, Sabtu dan Minggu, yang biasanya kami menerima kunjungan itu sekitaran 3.000,” ujar Idal di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (7/9/2024) dalam keterangan pers.

Dia menjelaskan, bahwa Museum Tsunami Aceh menjadi salah satu objek wisatawan yang menjadi ikon Aceh, selain Masjid Raya Baiturrahman. Adapun lonjakan kunjungan Museum sudah berlangsung sejak tujuh hari yang lalu. 

Pihaknya juga sempat menerima kunjungan kontingen PON 2024 yang meminta langsung dipandu oleh petugas museum. Dari Kalimantan ada beberapa atlet yang ofisialnya sendiri meminta ketika berkunjung ke Museum Tsunami untuk dipandu,” jelasnya.

Lebih lanjut, Idal menjelaskan, salah satu inisiatif dalam menyambut kemeriahan PON 2024, pihaknya membuka pustaka yang mengusung tema Smong. Smong merupakan istilah lain dari tsunami yang berasal dari cerita masyarakat Pulau Simeulue yang terletak di pantai barat Provinsi Aceh. 

"Dari pustaka itu, pengunjung diajak belajar bagaimana penduduk Simeulue dulu menghadapi tsunami. Jadi di Simeulue itu ternyata ketika kita melihat beberapa tahun yang lalu, yakni sebelumnya tahun 1907 di Simeulue itu pernah mengalami tsunami dan membuat satu hikayat namanya Smong,” katanya.

Dirinya berharap, meningkatnya kunjungan ke Museum Tsunami Aceh dapat memperluas penyebaran ilmu kebencanaan, baik ke masyarakat Aceh maupun seluruh Indonesia. Ini sebagaimana masyarakat Simeulue yang berhasil menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.


Pewarta: Syariful Alam
Editor: Allan
Sumber: RRI