KBRN, Medan: Leo tersenyum lebar saat diumumkan sebagai juara Rising Star Standard pada cabang olahraga dance sport, di Hotel Santika Medan, Rabu (11/9/2024) sore. Bersama pasangannya, Alya Devi Kamila, ia naik ke podium untuk menerima medali emas.
“Luar biasa, campur aduk, senang, sedih. Semua pengorbanan selama ini terbayarkan,” katanya usai menerima medali.
Leo Gito Fredi, atlet dance sport dari Kaltim ini sejak awal sudah optimistis akan menjadi yang terbaik. Sebab, semua lawannya masih terbilang baru.
“Yakin karena saya lihat lawannya tidak ada dari tuan rumah. Selain itu juga tanpa lawan yang sebelumnya pernah turun di PON, jadi peluang dapat emas terbilang besar,” ucapnya.
Leo sebelumnya pernah mengikuti PON 2016 di Jabar. Delapan tahun lalu, Leo hanya memperoleh medali perunggu karena kalah dari tuan rumah yang meraih emas dan perak.
Tidak menyerah, Leo terus berusaha untuk tampil maksimal di PON Papua 2020 (2021) Papua. Sayang, cabor dance sport ditiadakan.
“Padahal waktu itu sudah persiapan maksimal ikut pra PON juga. Namun, ternyata tidak dipertandingkan,” kata Leo.
Leo harus bersabar selama 8 tahun sampai PON 2024. Selama 8 tahun penantian, Leo terus mengasah diri untuk menampilkan yang terbaik.
Ia tetap berlatih dan mengikuti berbagai kejuaraan di dalam maupun luar negeri. Uji coba dan les privat turut dilakukan.
“Kami rutin ikut kejurnas dan kejuaraan-kejuaraan terbuka. Pesaingnya dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, hingga Thailand,” ucapnya.
Semua perjuangan dan pengorbanan Leo kini terbayarkan. Bahkan, selain medali emas, ia juga mendapat medali perunggu pada nomor FFA Slow Foxtrot di hari yang sama.
Pewarta: Indra Widyastuti
Editor: Ari Dwi P
Sumber: RRI