Yulianto akhirnya berhasil “pecah telur” saat ia menaklukkan lawannya yang berasal dari Jawa Tengah, Aldi Angga Riandika, pada final hapkido nomor daeryun kelas di bawah 54 kilogram putra, dengan skor 24-20 di GOR KONI, Banda Aceh, Kamis.
Itu merupakan medali emas pertama dari cabang hapkido untuk Aceh pada PON kali ini.
“Sebenarnya saya tertekan banget, banyak dukungan kan, yang kemarin seharusnya dapat medali emas, ternyata nggak, jadi tekanan sebenarnya ada. Cuma namanya manusia kan? Kita harus berjuang terus, kita jangan pernah menyerah,” ucap Yulianto saat ditemui usai upacara penghormatan pemenang.
Meski menang dengan skor cukup jauh, yakni empat poin, atas Aldi, tetapi Yulianto menilai lawan terberatnya pada PON kali ini adalah Sandia Arum asal Kalimantan Barat yang dihadapinya di semifinal.
“Sebenarnya lawan terberat saya, yang menjadi rival saya adalah atlet asal Kalimantan Barat, yang bertemu dengan saya di semifinal. Itu sudah berjumpa dengan saya semenjak Pra-PON di Papua. Jadi setiap saya ikut pertandingan, selalu bertemu dia,” ujar Yulianto yang merupakan lulusan S2 kimia Univesitas Syiah Kuala itu.
Atlet 28 tahun itu menilai keberhasilannya memenangi medali emas bukan disebabkan oleh kemampuan dan kerja kerasnya semata, tetapi karena doa-doa yang dipanjatkan oleh orang tuanya.
“Alhamdulillah sampai di sini saya semakin banyak berdoa. Sebenarnya saya sampai bernazar juga bahwa jika saya menang, insya Allah saya akan sumbang juga ke panti asuhan,” ucap Yulianto.
“Pertama (medali emas) ini untuk orang tua, karena kan kekuatan doa orang tua itu nomor satu, dan selanjutnya persembahkan juga kepada pengprov, pelatih, dan kawan-kawan semua,” tambahnya.
Sebagaimana atlet-atlet hapkido lainnya, Yulianto juga berharap agar olahraga beladiri kesukaannya itu dapat lebih berkembang lagi di tanah air, sehingga dapat menghasilkan lebih banyak atlet untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Baca juga: Yulianto sumbang medali emas pertama hapkido untuk Aceh
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).