Emas perdana Jawa Tengah dari aeromodelling pada PON XXI Aceh-Sumut itu diraih oleh Iyan Cahya Ismail sebagai pilot dan mekaniknya Kusmanto.
"Medali emas nomor F2C diraih Jawa Tengah, perak DI Yogyakarta, dan perunggu Jawa Barat," kata Technical Delegate Aeromodelling PON XXI Arya Sidharta saat dihubungi dari Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan, pertandingan aeromodelling nomor F2C tersebut hampir sama dengan nomor F2D atau tempur udara kendali tali hanya berbeda dari cara permainan saja. Nomor F2D dimainkan dengan cara bertempur atau combat, sedangkan F2C dengan cara balapan.
"Jadi F2C ini balapan, cepat-cepatan, termasuk di sini harus ada pit stop-nya, harus ada mekanik melayani pesawat, restart engine, terbang lagi," ujarnya.
Arya menjelaskan pertandingan aeromodelling PON XXI Aceh-Sumut sudah mulai berlangsung sejak Selasa (10/9) hingga 19 September.
Aeromodelling mempertandingkan 12 nomor lomba pada PON XXI yang terbagi terbagi menjadi tiga kategori, yakni terbang bebas tanpa kendali pilot, kendali dengan tali oleh pilot, dan kategori kendali dengan radio.
Baca juga: Erick rebut emas aeromodelling nomor F2D untuk Jawa Timur
"Untuk aeromodelling ini satu hari satu nomor perlombaan, langsung final di sore," kata Arya.
Selain nomor F2C, pihaknya juga telah menyelesaikan perlombaan nomor F2D dengan medali emas diraih Erick Limanhadi asal Jawa Timur, perak diraih Iyan Cahya Ismail asal Jawa Tengah, dan medali perunggu dikunci Meygi Adi Priyanto asal Kalimantan Barat.
Kemudian, medali emas untuk nomor terbang bebas tarik A2 atau F1A putra diraih oleh Wisnu Dwi Atmojo asal Banten, perak diraih Jajang Nur Jaman asal Jawa Barat, dan perunggu diraih Astak Triyo Wijnarko asal Kalimantan Barat.
Sementara medali emas nomor terbang bebas tarik A2 atau F1A putri dikunci oleh Novita Sapitri asal Jawa Barat, perak diraih Dicka Cahya Putri asal Jawa Timur, dan perunggu diraih Nanik Nofianti asal Papua.
Baca juga: Aeromodelling lombakan 12 nomor digelar di Sabang
Baca juga: Aceh pimpin perolehan medali paramotor PON 2024
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).