“Kami mohon maaf tidak bisa bertanding hari ini, anak-anak banyak cedera sehingga tidak bisa bermain,” kata pelatih bola tangan putri Aceh, Heni Musawir kepada ANTARA di Meulaboh, Aceh Barat, Jumat sore.
Atas ketidakhadiran Aceh di babak penyisihan ini, maka Jawa Barat dipastikan meraih kemenangan dan mendapatkan poin 20 dalam laga tanpa pertandingan tersebut.
Heni Musawir mengatakan ketidakhadiran tim Aceh dalam laga pamungkas babak penyisihan grup B tersebut, lantaran tujuh orang atlet asal Aceh mengalami cedera sehingga tidak bisa melakoni laga lanjutan.
Baca juga: 11 provinsi mulai bertarung di cabang olahraga bola tangan PON
Ia mengaku manajemen tim terpaksa mengambil sikap untuk tidak bertanding, karena tidak ingin mengambil risiko mengingat kondisi atlet saat ini tidak berada dalam kondisi prima, dan tidak siap bertanding.
“Tidak mungkin kami paksakan, kami lebih memilih keselamatan dan kesehatan atlet,” katanya.
Sebelumnya dalam laga melawan putri Riau pada Kamis (12/9) lalu, Aceh kalah dengan skor 44-3.
Pada Rabu (11/9), Aceh juga takluk dari Kalimantan Timur dengan skor 71-0.
Baca juga: Bola tangan putri Kaltim cukur tuan rumah Aceh 71-0
Heni Musawir mengatakan dua kekalahan yang telah mereka alami, akan dijadikan sebagai motivasi untuk membangkitkan semangat olahraga bola tangan di Aceh, setelah pada PON kali ini, tuan rumah Aceh mencoba bermain untuk mengenalkan olahraga tersebut di Aceh.
“Ke depan, kekalahan ini akan menjadi semangat kami untuk bangkit dan bisa meraih kemenangan di Pra-PON dan PON mendatang,” katanya.
Manajer bola tangan putri Aceh, Syahrial, mengatakan meski tim asuhannya kurang persiapan dalam menghadapi pertandingan di ajang PON Aceh-Sumut 2024, anak-anak asuh mereka telah berusaha maksimal untuk mengharumkan nama Aceh di kancah nasional.
Ia mengakui persiapan yang mereka lakukan sangat singkat, sehingga dalam ajang kali ini hanya mampu tampil sebagai peserta untuk berpartisipasi sebagai tim tuan rumah.
"Ke depan kami harapkan lebih baik," katanya.
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).