Kemenangan ini menjadi momen spesial bagi Patricia, karena ini merupakan debutnya di PON dan langsung mampu memenuhi target yang dibebankan kepadanya untuk meraih emas.
"Aku senang banget bisa dapet ini. Aku bangga sama diri sendiri. Ini PON pertama dan dapat emas. Memang aku ditargetkan untuk emas," ujar dia usai prosesi pengalungan medali di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat.
Patricia mengungkapkan bahwa keberhasilannya tidak terlepas dari persiapan matang yang telah dilakukan. Dalam empat bulan terakhir, dia telah menjalani latihan intensif, bahkan hingga melakukan pemusatan latihan di China.
Baca juga: DKI Jakarta gemilang di hari pertama, kawinkan emas wushu changquan
Latihan tersebut, kata dia, tidak hanya meningkatkan fisiknya, tetapi juga memperkuat teknik dan penguasaan jurus-jurus yang dibutuhkan untuk tampil optimal saat pertandingan.
Penampilan Patricia dalam nomor kombinasi tersebut sangat solid. Gadis 20 tahun itu mencatat nilai 9.610 untuk Jianshu dan 9.620 untuk Qiangshu, dengan total nilai 19.230.
Medali perak diraih oleh Orchyda Tsabita Phasha Rahadi dari Bali dengan total nilai 19.076. Dia mendapat nilai 9.536 untuk jianshu dan 9.540 untuk qiangshu.
Adapun medali perunggu diamankan atlet Jambi Veren Aprillia. Untuk jianshu dirinya mendapat nilai 9.343 dan qiangshu dengan nilai 9.556, sehingga nilai total yang diperolehnya adalah 18.899.
Patricia menambahkan bahwa keberhasilannya di PON XXI ini merupakan hasil dari kerja keras, disiplin, dan dukungan dari pelatih serta orang-orang terdekatnya.
"Pesan dari pelatih hanya just do your best dan tampil all out saja. Medali ini untuk diri sendiri dan teman-teman juga orang tua," pungkas dia.
Cabang olahraga wushu PON XXI Aceh-Sumut digelar pada 12 hingga 15 September. Sebanyak 29 medali emas, 29 medali perak, dan 40 perunggu diperebutkan dari 29 nomor yang dipertandingkan.
Baca juga: Wushu - Latihan tanpa henti kunci Jessie Djalimin sabet emas wing chun
Baca juga: Wushu perebutkan enam medali emas di hari kedua
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Teguh Handoko
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).