Shafa mencatatkan waktu impresif 2 jam, 26 menit, 34,150 detik melewati lintasan mulai dari Tebing Tinggi, melewati Pematang Siantar, dan berakhir di Parapat.
Dia berhasil unggul dari dua pesaing terdekatnya dalam persaingan sengit menuju garis finis. Medali perak diraih oleh Andini Putri Anastasya dari Kalimantan Timur, sementara Syahla Syafiah dari Jawa Timur melengkapi podium di posisi ketiga.
Shafa mengungkapkan bahwa perubahan cuaca yang cepat selama lomba menjadi tantangan tersendiri baginya. “Cuaca panas dan tiba-tiba hujan serta panas lagi selama di jalur perlintasan itu. Tapi saya masih tetap bisa menjaga kondisi stamina dengan baik,” katanya.
Shafa juga membagikan rahasianya dalam menghadapi pertandingan penting ini, yakni menjaga pola makan dan tidur yang cukup. Meskipun sempat terjadi insiden kecil di tengah perlombaan, Shafa merasa beruntung karena dirinya tidak terkena dampak langsung.
“Tadi sempat ada insiden kecil selama pertandingan itu. Tapi Alhamdulillah saya tidak di belakangnya dan di sampingnya. Karena pada saat itu, posisi saya berada di depan,” ujarnya.
Mengenai medan balapan yang menantang, Shafa menyoroti banyaknya tanjakan dan turunan yang harus dilalui. Untuk menjaga konsentrasinya, ia mengandalkan teknik pengaturan napas dan banyak berdoa.
“Persiapan saya sebelum pertandingan berlangsung dengan mengatur napas,” tutup dia.
Baca juga: Balap Sepeda - Jawa Timur lampaui target PON XXI dengan delapan emas
Baca juga: Balap Sepeda - Keindahan Toba jadi penyemangat Syelhan gondol emas
Baca juga: Balap Sepeda - Persiapan tiga tahun Reza Maulana berbuah emas
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).