ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Dari bulu tangkis, ada harapan sang juara tak hanya dari Pulau Jawa

Dari bulu tangkis, ada harapan sang juara tak hanya dari Pulau Jawa

14 September 2024 01:08 WIB
Dari bulu tangkis, ada harapan sang juara tak hanya dari Pulau Jawa
Pebulu tangkis ganda Jawa Tengah Emanuel Joseph Surya (kanan) dan Muh Voyage Afrisal Mahendra (kiri) melancarkan smes saat bertanding melawan ganda DKI Jakarta Calvin Valentino Sifen Tan dan M Hafizh Deedath pada final bulu tangkis beregu putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Gedung PBSI, Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu), Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2024). Jawa Tengah berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan DKI Jakarta dengan skor 3-1. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
Medan (ANTARA) - Dari Indonesia bagian timur, semangat Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar empat tahun sekali di bawa ke penghujung barat tanah air, Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).

Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Senin (9/9) menjadi arena pembukaan megah PON Aceh-Sumut yang pertama kalinya digelar di dua provinsi tersebut, dengan harapan banyak muncul atlet-atlet berbakat dari seluruh penjuru Indonesia.

Atlet-atlet muda yang unggul di tingkat daerah dapat unjuk gigi di level nasional yang pada tahun ini melombakan sebanyak 65 cabang olahraga, 87 disiplin, dan 1.042 nomor pertandingan.

Bakat-bakat yang mereka tampilkan selain bertujuan untuk emas, juga berkesempatan untuk dilirik pemandu-pemandu bakat dari setiap federasi cabang olahraga nasional.

Jika beruntung, nantinya mereka dapat masuk pelatihan nasional (pelatnas) dan berlaga di tingkat internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade, menggantikan atlet-atlet senior yang sudah memasuki masa pensiun.

Harapannya jangka panjangnya, regenerasi setiap atlet yang bertugas mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia terus ada dan tidak putus. Pesan ini disampaikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

“PON ini adalah ajang untuk melahirkan lebih banyak atlet-atlet terbaik bangsa. Melahirkan lebih banyak pemecah rekor dunia. Melahirkan lebih banyak calon peraih medali emas,” kata Joko Widodo dalam sambutannya pada acara pembukaan, Senin (9/9).

Tak hanya regenerasi atlet, PON 2024 juga diharapkan membuat fasilitas berbagai macam olahraga di Indonesia merata.

Penjabat Gubernur Aceh Safrizal ZA bahkan menyebut PON 2024 menjadi berkah tersendiri bagi warga Serambi Mekkah karena kehadiran arena-arena olahraga yang dibangun dengan standar nasional dan internasional.

Warisan ini tentunya menjadi bagian penting akan munculnya atlet-atlet berbakat di tahun-tahun mendatang.

Harapan ini juga hinggap di arena bulu tangkis di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang, yang punya mimpi dari adanya PON 2024 pemerataan pembinaan bulu tangkis yang sejauh ini dikuasai dari Pulau Jawa, lebih tersebar luas.

Ketua Bidang Turnamen Nasional dan Perwasitan PBSI Mimi Irawan mengatakan hadirnya bulu tangkis di PON 2024 menjadi motivasi bagi anak-anak daerah di Sumatera Utara.

Dengan ini, ia sangat berharap atlet-atlet dari luar kontingen Jawa dapat menjadi pemenang atau setidaknya memberi perlawanan berarti.

Namun, sayangnya dari dua nomor yang sudah dilombakan, beregu putra dan putri, semifinal masih didominasi tim besar seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta, sebelum akhirnya dua medali emas jatuh ke tangan Jawa Tengah.

Empat provinsi itu selalu mendominasi bulu tangkis PON dari tahun ke tahun, dengan edisi sebelumnya di Papua mendapatkan Jawa Barat sebagai juara umum.

"Saya sebenarnya berharap sekali pemenangnya ada dari luar pulau Jawa. Jujur. Tetapi kenyataannya di dalam permainan yang sudah begitu serunya masih kalah 2-3. Bukan kalah 5-0 begitu," kata Mimi ketika ditemui ANTARA di GOR PBSI Sumut, Kamis (12/9).

Bulu tangkis PON 2024 masih melombakan lima nomor lagi, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Mimi pun masih berharap ada provinsi lain yang membuat kejutan.

"Tapi ini juga motivasi bagi atlet daerah bahwa mereka pun tidak parah-parah amat lah kalau kalah sama yang pulau Jawa," lanjut dia.

GOR PBSI Sumut, tempat berlangsungnya bulu tangkis sampai 19 September itu, akan bersolek selepas PON 2024 pergi dengan tambahan pada tribun penonton yang kini hanya menampung 680 penonton.

Dengan warisan itu, Mimi berharap kejuaraan-kejuaraan internasional lebih banyak digelar di gedung olahraga ini. Antusias masyarakat di Sumut akan bulu tangkis ia harapkan juga semakin semarak. Dua hal ini akan menjadi modal penting munculnya pebulu tangkis handal di masa depan.

"Yang jelas setelah PON selesai, kursi tribun akan ditambah. Ditambah lagi. Supaya lebih banyak," kata dia.

"Dan ingat, di Medan ini adalah pusat latihan wilayah. Di bawah PBSI. Ada asrama, ada kantin, ada musola, jadi lengkap sekali," tambahnya.

Baca juga: Klasemen perolehan medali bulu tangkis PON Aceh-Sumut 2024

Baca juga: Hasil akhir bulu tangkis beregu PON 2024: Jateng sapu bersih


Nyala harapan munculnya emas kembali di Los Angeles
 
Pebulu tangkis Jawa Tengah Sausan Dwi Ramadhani (kedua kiri) melakukan selebrasi bersama rekan setimnya setelah mengalahkan pebulu tangkis Jawa Barat Kanaya Anisya Putri pada final bulu tangkis beregu putri PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Gedung PBSI, Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu), Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2024). Jawa Tengah meraih medali emas setelah menang atas Jawa Barat dengan skor 3-0. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.


Olimpiade Paris 2024 menjadi sejarah baru bagi Indonesia yang dapat meraih emas pertama kali pada cabang olahraga angkat besi atas nama Rizki Juniansyah dan pada olahraga panjat tebing atas nama Veddriq Leonardo.

Seperti halnya dua sisi mata uang, di balik itu, alarm berbunyi untuk bulu tangkis Indonesia yang gagal meneruskan tradisi emas Olimpiade.

Wajah bulu tangkis Indonesia di pesta olahraga empat tahun itu diselamatkan oleh tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang meraih perunggu.

Pekerjaan rumah berat menanti PBSI sebagai induk tertinggi bulu tangkis Indonesia. Los Angeles empat tahun lagi menjadi bukti bahwa kenangan pahit di Paris tidak boleh terulang.

Selepas Olimpiade Paris, Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 bergulir sebagai ajang yang tepat bagi pebulu tangkis di seluruh penjuru negeri unjuk bakat dan batu loncatan sebelum berlaga di tingkat yang lebih tinggi dan prestisius.

Berbeda dari edisi di Papua yang masih diikuti atlet-atlet pelatnas sebanyak 32 atlet, pada edisi ini atlet yang sudah bergabung di pelatnas tak boleh ikut serta.

Regulasi ini tentu sangat positif untuk membuat kompetisi berjalan lebih kompetitif demi lahirnya nama-nama baru yang menjadi penerus Taufik Hidayat, Susi Susanti, Markis Kido/Hendra Setiawan, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir, hingga Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang meraih emas di Olimpiade.

"Kalau saya lihat secara pribadi. Kita Indonesia tidak akan kurang atlet bulu tangkis. Tinggal bagaimana kita mengelolanya. Mau dia berada di klub besar atau kecil itu tergantung," kata Ketua Bidang Turnamen Nasional dan Perwasitan PBSI Mimi Irawan.

Pelatih nomor tunggal Jawa Tengah Hayom Rumbaka juga menyambut positif regulasi ini.

Menurut mantan pebulu tangkis nasional yang juga pernah menyumbangkan perak di PON 2012 untuk Jawa Tengah itu, regulasi ini membuat persaingan lebih merata untuk semua wilayah.

"Ya memang regenerasi itu perlu. Artinya non pelatnas pun bisa unjuk gigi gitu," kata pria 35 tahun itu.

"Akhirnya kan nantinya bisa merata semua. Di luar Jawa kan akhirnya bisa tambah merata," lanjutnya.

Dari PON 2024, semoga tujuan pemerataan olahraga di Indonesia, termasuk bulu tangkis akan menjadi nyata. Doa ini kita gaungkan bersama agar dapat melihat di PON 2028 nanti sang juara bukan itu-itu saja.

Baca juga: Pelatih sudah memprediksi Jateng akan borong emas di final beregu

Baca juga: Jawa Tengah "rajanya" bulu tangkis beregu PON 2024

Baca juga: Emas pertama bulu tangkis milik Jawa Tengah

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Sumber: ANTARA