"Ini adalah waktu yang tepat untuk saya pensiun karena kayaknya sudah saatnya. Semoga generasi berikutnya bisa lebih baik lagi," ujar Harris di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu.
Harris mengatakan, keputusan pensiun ini diambilnya sebagai bentuk dukungan terhadap regenerasi atlet wushu di Sumatera Utara.
Menurutnya, saat ini para atlet muda telah menunjukkan kualitas yang baik, sehingga sudah waktunya bagi generasi baru untuk mengambil alih tongkat estafet.
Baca juga: Harris Horatius tampil solid sabet emas wushu nomor nanquan putra
Selain itu, Harris merasa masa kejayaannya sebagai atlet telah mencapai puncak. Berbagai gelar bergengsi, baik skala nasional maupun internasional telah diraihnya.
Dengan pencapaian tersebut, pria 29 tahun tersebut merasa ini adalah saat yang tepat untuk menutup karir sebagai atlet di depan publik sendiri.
"Saya menutupnya di sini, sebagai tuan rumah," ucapnya.
Meski telah mengakhiri kiprahnya sebagai atlet, Harris belum sepenuhnya meninggalkan dunia wushu. Dia mempertimbangkan untuk melanjutkan karir sebagai pelatih. Baca juga: Wushu - Harris Horatius tampil dominan sumbang emas ketiga tuan rumah
"Ya mungkin akan jadi pelatih. Kita lihat ke depan akan seperti apa," pungkas dia.
Harris merupakan atlet wushu dengan segudang prestasi. Dia telah mengoleksi empat medali emas PON, masing-masing satu medali emas pada PON XIX Jawa Barat dan PON XX Papua, serta dua medali emas di PON XXI Aceh-Sumut.
Dua medali emas di PON terakhirnya tersebut diperolehnya dari nomor nanquan putra serta taolu kombinasi nandao dan nangun putra.
Pria kelahiran 11 Oktober 1995 itu juga sukses menyabet medali emas di SEA Games 2015 Singapura, SEA Games 2019 Filipina, dan Asian Games 2022 China. Harris juga telah menjuarai kejuaraan dunia wushu pada 2019 dan meraih emas di kejuaraan dunia wushu 2023.
Baca juga: Harris lalui titik nadir yang berujung emas wushu Asian Games
Baca juga: Wushu - Tuan rumah amankan emas keempat lewat nomor taijijian putra
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).