KBRN, Banda Aceh: Desiran angin yang awalnya bertiup sepoi-sepoi mendadak berubah menjadi pusaran angin kencang, Sabtu (14/9/2024) siang. Suasana itu terjadi di arena panahan PON 2024, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Para atlet panahan andalan berbagai daerah yang bertarung memperebutkan medali di nomor compound perorangan merasa kesulitan dengan kondisi angin kencang. Namun, atlet andalan DIY Prima Wisnu Wardhana tetap fokus mengarahkan anak panah ke papan sasaran dan meraih medali emas.
Peraih emas di Sea Games 2017 dan 2019 itu sukses menjadi juara di nomor compound perorangan PON 2024. Lantas bagaimana Prima menyiasati angin kencang di Stadion Harapan Bangsa?
Ketika diwawancarai RRI.co.id usai pengalungan medali, Prima mengaku sudah mengantisipasi cuaca ekstrem yang ada. "Yang pasti angin kencang seperti ini, tidak hanya saya, yang lain pasti kesusahan, maka dari itu saya sudah mengantisipasi dengan latihan sejak awal," kata Prima.
Ketika berlatih di Yogyakarta, alumnus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu memilih dua tempat latihan yang memiliki karakter angin kencang."Saya beberapa kali pindah latihan di Yogyakarta untuk mencari lapangan dengan (karakter) angin yang sama yaitu di Lapangan Kopertis dan SSA (Stadion Sultan Agung),"ujarnya.
Prima sukses menghalau angin yang menjadi tantangan terberat pada momentum final compound individual putra. Dirinya berhasil mengalahkan atlet asal Papua, yang tak lain ada pelatih pelatnas panahan.
"Alhamdulillah saya jadi tahu kalau ada kondisi begini harus seperti apa. Tapi yang terutama harus fokus pada setiap anak panah yang dilepas,' ucap dia, menambahkan.
Alumnus Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi UNY itu merasa bangga atas capaian tersebut. Sebelumnya, medali emas serupa juga didapat di PON XX di Papua tahun 2021 silam.
"Ini memang target pribadi saya, emas di nomor individu terlebih dahulu. Setelah itu, saya akan fokus di nomor beregu," katanya. (ros)
Pewarta: Rosihan Anwar
Editor: witokaryono
Sumber: RRI