Pasangan suami istri tersebut meraih kemenangan di final nomor sanda, masing-masing di kelas 75kg putra dan 48kg putri.
"Mengawinkan emas itu pastinya bahagia karena memang impian kami, apalagi ini untuk ulang tahun anak juga. Jadi kami mati-matian di PON ini, di hari ini, di waktu ini untuk merebut emas," ujar Puja usai pertandingan di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu.
Puja mengatakan perjuangan mereka untuk meraih emas PON kali ini tidaklah mudah. Keduanya telah menjalani pelatihan intensif selama satu tahun penuh.
Hal ini membuat Puja dan Peni jarang bertemu dengan anak mereka. Pria 29 tahun itu menilai medali emas ini menjadi hasil dari komitmen dan pengorbanan mereka sebagai orang tua dan atlet.
Baca juga: Wushu - Puja Riyaya lengkapi pesta emas Jawa Tengah di nomor sanda
Sementara itu, Peni menambahkan bahwa sejak lahir, sang buah hati sudah sering ditinggalkan karena dia dan Puja fokus untuk berlatih menghadapi PON.
"Jadi ini kado buat anak saya yang dari lahir sudah ditinggal untuk latihan. Ini anak pertama usia dua tahun," kata dia.
Setelah sukses meraih emas, Peni berencana untuk fokus pada kariernya di bidang pendidikan. Perempuan yang kini menginjak usia 28 tahun itu sedang menempuh pendidikan untuk menjadi guru melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pra jabatan.
Dia akan menyelesaikan kuliahnya selama satu tahun, sebelum melanjutkan karier sebagai guru.
Adapun bagi Puja, raihan medali emas ini mungkin akan menjadi penutup kariernya sebagai atlet. Dia mengaku tengah mempertimbangkan untuk pensiun.
"Kalau untuk ke depan belum tahu, tapi ada rencana untuk selesai. Tapi belum pasti. Lihat nanti saja. Tapi kemungkinan besarnya sudah selesai," pungkas dia.
Baca juga: Wushu - Penantian emas Bayu Peni tuntas usai menangi sanda 48 kg putri
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).